Trubus.id— Agus Supartoyo, S.Pt., menjadi petani pionir yang mengebunkan melon bermutu di dalam rumah tanam bambu. Semula para petani di daerahnya, Desa Pojokwatu, Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora, Jawa Tengah menanam melon di lahan terbuka.
Agus mengembangkan melon di dalam greenhouse bambu sejak Januari 2022. Menurut Agus biaya investasi relatif terjangkau untuk menghasilkan melon berkualitas tinggi atau premium. Agus mengenal budidaya melon dalam rumah tanam bambu dari Cipto Legowo, Direktur Pemasaran PT Tunas Agro Persada.
Semula Cipto mengajak Agus berkunjung ke kebun melon dalam rumah tanam. Di sana Agus mengetahui teknologi budidaya melon yang kebutuhan air dan nutrisi bisa dihitung. Agus pun mulai tertarik budidaya melon.
Namun, ia menginginkan rumah tanam bukan dari baja ringan. Cipto menyarankan Agus menggunakan bambu. Petani berumur 47 tahun itu memilih melon kinanti dan dwika produk PT Tunas Agro Persada menjadi melon andalan.
Melon Kinanti bertekstur daging buah crispy, sedangkan dwika lembut dan juicy. Kinanti berkelir kuning emas sehingga menarik perhatian konsumen. Saat musim panen, Agus tidak perlu repot memetik atau membawa buah ke pasar.
Hal ini karena Agus menjadikan kebun melonnya sebagai agrowisata. Menurut Agus prospek agrowisata melon di Blora relatif bagus. “Banyak warga menanyakan kapan panen melon lagi,” kata Agus.
Keberhasilan Agus menanam melon tidak semudah membalik telapak tangan. Pada awal 2022, sebanyak 50% populasi tanaman layu saat pagi dan siang. Ia menduga ada nematoda dalam media tanam. Meski bisa panen kualitas buah kurang maksimal. Dari kasus itu ia bisa belajar menangani organisme pengganggu tanaman.
