Trubus.id–Siapa yang tak kenal bawang putih? Di tanah air umbi beraroma tajam itu lazimnya menjadi bumbu wajib di hampir setiap masakan. Sebut saja nasi goreng, soto, kari, hingga aneka tumisan nyaris berbumbu umbi Allium sativum itu.
Hidangan tanpa bawang putih terasa kurang
nikmat. Selain sebagai bumbu, riset teranyar membuktikan bahwa ekstrak bubuk bawang putih dapat menghambat proliferasi sel kanker paru-paru secara in vivo akibat
induksi akrilamida—senyawa karsinogenik, genotoksik, dan neurotoksik yang membahayakan kesehatan.
Itulah hasil riset Connie Daniela dari Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Katolik Santo Thomas Medan dan Desni Siliawati Br. Brahmana dari Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatra Utara.
Penelitian yang tercantum dalam jurnal Media Farmasi Poltekkes Makassar pada 2020 itu menguji ekstrak bawang putih tunggal dan majemuk pada 36 mencit jantan berbobot 25—35 gram dan berumur 3—4 pekan. Periset membagi mencit menjadi 6 grup yang masing-masing berisi 6 mencit.
Ilmiah
Grup itu terdiri dari kontrol (pemeliharaan 22 hari) dan kontrol negatif yakni mendapat akrilamida 50 mg/kg bobot badan (BB) 4 hari dan pemeliharaan 18 hari. Dua kelompok lainnya yakni mencit yang memperoleh ekstrak bawang putih majemuk 500 mg/kg BB dan 1.000 mg/kg BB.
Sementara dua kelompok sisa mendapatkan ekstrak bawang putih tunggal 500 mg/kg BB dan 1.000 mg/kg BB. Sebelumnya peneliti memberikan akrilamida 50 mg/kg BB selama 4 hari, pemeliharaan selama 4 hari, dan mendapat ekstrak bawang putih selama 14 hari untuk keempat grup itu.
Periset juga menganalisis golongan sulfida bubuk bawang putih majemuk dan tunggal dengan GC-MS. Hasil analisis menunjukkan bahwa golongan sulfida bubuk bawang putih majemuk lebih banyak daripada bawang tunggal.
Jenis sulfida GC bubuk bawang putih majemuk seperti diallyl disulphide trisulfide, methyl-2-propenyl trisulfide, dan di-2-propenyl allyl trisulfide. Connie dan Desni menduga perbedaan kandungan bubuk bawang putih majemuk dan tunggal karena kondisi lingkungan saat penanaman dan kandungan air.
Hasil spektrum massa pada penelitian itu menunjukkan bahwa bubuk bawang putih kering memiliki jenis senyawa sulfida yang lebih banyak daripada bawang putih segar dari riset sebelumnya. Hasil riset Connie dan Desni juga menunjukkan dosis ekstrak bubuk bawang putih majemuk 1.000 mg/kg BB efektif meningkatkan daya tahan mencit terhadap proliferasi sel paru-paru akibat akrilamida.
Buktinya pada dosis itu tingkat kematian (mortalitas) mencit 0%. Sementara pada kelompok kontrol negatif mortalitas selama 4 hari sebanyak 62,5%.
Periset menjelaskan bahwa metabolit sekunder bubuk bawang putih dapat menekan pengaruh akrilamida terhadap penurunan nafsu makan mencit. Alasannya terjadi meningkatkan bobot badan mencit. Kenaikan tertinggi pada dosis ekstrak bubuk bawang putih tunggal 500 mg/ kg BB yang mencapai 87,87%.
Pada penelitian itu mencit yang diberikan ekstrak bubuk bawang putih majemuk atau tunggal dosis 1.000 mg/kg BB memiliki susunan sel pada nodul tumor yang tidak terlalu rapat. Dosis itu juga mampu menghambat proliferasi sel kanker.
Hasil riset Maya Savira dan rekan dalam original. paper mer arch juga menunjukkan ekstrak etanol Allium sativum memiliki kemampuan mencegah kerusakan paru-paru pada model tikus perokok.
Sulfida
Pada penelitian itu ekstrak etanol bawang putih memperbaiki struktur paru-paru pada tikus perokok selama 20 hari dengan pemberian bawang putih 10 hari dan tikus perokok 20 hari dengan pemberian bawang putih 20 hari.
Maya dan tim menjelaskan bahwa terjadi penurunan leukosit dan infiltrasi sel inflamasi yang menutupi hampir seluruh permukaan alveola sebesar 10— 20% luas permukaan. Alveoli yang melebar pun menurun menjadi kurang dari 30%, semula lebih dari 50%.
Bronkus tikus pada kedua perlakuan itu juga lebih bersih dibandingkan dengan kelompok yang tidak mendapatkan bawang putih.
Menurut dr. Nadia Bunga Anggraini, M.Si (Herbal), hasil penelitian Connie dan Desni dapat menjadi acuan untuk penelitian berikutnya agar senyawa sulfida bisa menjadi bahan aktif suatu obat bahan alam untuk mengatasi gangguan pernafasan atau kerusakan paru-paru. Bisa juga untuk obat-obatan kanker paru-paru generasi terbaru.
Ia menuturkan, bawang putih mengandung bahan aktif golongan sulfida yang dapat menekan efek buruk akrilmida dalam merusak jaringan paru berdasarkan literatur itu. Lebih lanjut anggota Tim Edukasi Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia, itu menuturkan, penelitian-penelitian terdahulu membuktikan kandungan aktif golongan organosulfur dan flavonoid bersifat sebagai antioksidan yang berpotensi sebagai antitumor.
“Contoh alisin dan selenium menghambat zatzat karsinogenik berikatan dengan DNA sel. Kemudian senyawa-senyawa organosulfur lainnya yang terkandung pada bawang juga dapat meningkatkan enzim antioksidan (glutation peroksidase yang terdapat di dalam tubuh),” ujar dr. Bunga.
Herbalis di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, Valentina Indrajati, menuturkan, “Bawang putih yang merupakan bahan dapur sehari-hari saya tambahkan secara rutin pada regimen pengobatan pasien kanker karena berperan mengurangi peradangan pasien,” ujar Valentina.
Penggunaan bawang putih pada pengobatan pasien kanker itu menekan peradangan dan gejala sesak. Hal itu bisa mengacu pada gejala sesak dan peradangan yang dihasilkan oleh proliferasi sel yang tidak dalam regulasi, karena kanker dapat ditekan oleh senyawa aktif bawang putih yakni disulfida dialil. Senyawa aktif itu juga memiliki aktivitas antiradang dan antioksidan yang tinggi.
Konsumsi segar
“Kanker merusak regulasi sel dan menciptakan lingkungan yang tidak dapat dikontrol jumlah selnya. Oleh karena itu, sel-sel inflamasi pada paru-paru dapat menetap dan mengakibatkan iritasi dan nyeri pada pasien,” ujar Valentina.
Ekstrak bawang putih mampu menekan penetapan sel inflamasi pada zona kanker sehingga mengurangi peradangan pada daerah itu dan aktivitas antioksidan dapat membantu mengurangi penimbunan spesies oksigen reaktif (ROS).
Menurut herbalis lain di Kabupaten Bogor,
Provinsi Jawa Barat, Sapto Waluyo, manfaat bawang putih antara lain merangsang pertumbuhan sel dan meningkatkan daya tahan tubuh.
“Konsumsi mentah sangat bagus untuk menjaga kandungan supaya tidak hilang,” kata Sapto.
Cara konsumsi umbi kerabat bawang merah itu beragam. Biasanya Sapto memotong bawang putih tunggal menjadi 2 bagian, satu bagian ( ½ potong ) dibagi 2—4, kemudian langsung dikonsumsi layaknya minum pil atau kapsul. (Widi Tria Erliana)
Foto: Ilustrasi bawang putih. (Dok. Trubus).