Friday, October 4, 2024

Potret sang Naga Ideal

Rekomendasi
- Advertisement -

Satu-per satu keelokan ikan kahyangan dipandang, diperhatikan, dan diteliti dengan saksama. Agar tak salah pilih, ada kalanya ia mengetuk-ngetuk kaca akuarium untuk mengetahui keanggunan gaya berenang.

“Tak mudah untuk menilai arwana, karena perlu pengamatan menyeluruh. Selain penampakan fi sik, juga kesehatan ikan,” ujar Erwin Murasalim yang saat itu tengah menjuri kontes 1st Asia-Pacifi c Arowana Competition di Taiwan. Menurutnya penilaian naga dibagi dua. Penilaian wajib meliputi penampakan ikan secara umum, dan penilaian ciri khusus tergantung jenis.

Ukuran ikan menentukan perolehan angka. Semakin besar ukuran, makin tinggi poin yang didapat. Penjurian berdasarkan kelas bayi,12—18 cm, kelas remaja, 18—50 cm, dan kelas dewasa 50 cm ke-atas. Bagian tubuh yang menjadi penilaian: kepala, sungut, sirip, ekor, dan sisik.

Ideal

Kepala ideal berbentuk seperti sendok, cekung di bagian atas. Ukurannya proporsional dengan ukuran tubuh, tidak gepeng atau terlalu besar. Mata cerah, pupil hitam mengkilap, retina di sekelilingnya bening dan proporsional dengan ukuran tubuh menambah poin. Bila dipandang dari arah depan, kedua mata tampak sejajar dan simetris. Mata ikan tua dan kuntet cenderung besar.

Sungut sejajar kepala, bentuk rapi, panjang sama rata kanan dan kiri. Fungsinya sebagai sensor getaran posisi mangsa di permukaan air. Bagian insang terutama penutupnya harus sehat. Waktu ikan mengambil air terlihat penutup insang terbuka sama lebar. Kondisi insang baik, segar dan berwarna merah cerah menandakan ikan sehat.

Sirip renang ataudayung mesti besar, simetris, rentangan sirip kanan dan kiri rata. Warna bening dan kemiringan sesuai dengan liukan ikan anggun ini. Sirip kedua pada tubuh ikan biasanya di abaikan dalam  penilaian. Sebab, selain ukuran kecil, bentuk tak terlalu menonjol.

Permak

Ekor terbagi tiga bagian. Anal fi n (ekor bawah), dorsal (ekor atas) dan ekor belakang. Ketiga bagian ekor itu harus lemas dan lentur ketika meliuk. Ekor belakang terbuka indah seperti kipas, warna bening, dan utuh tidak terkoyak. Ekor hasil permakan meski terlihat indah, nilainya rendah. “Yang bagus harus alami, apa adanya, tetapi indah. Itulah pemenangnya,” tutur pria paruh baya itu.

Kerapian sisik jadi perhatian utama. Besarnya harus seragam, susunan barisan rapi, dan warna yang ‘mentereng’ makin mengokohkan ikan ini. Untuk superred, warna merahnya harus tergradasi metalik. Pipi merah merata, ujungujung sisik warna merahnya lebih kuat dan menonjol.

Lain halnya jenis golden, warna kuning keemasan di sekujur tubuh. Warna yang terlalu mencolok karena rekayasa dapat dengan mudah terdeteksi oleh para juri. Makanya perhatikan pemberian pakan menjelang kontes.

Kesehatan ikan turut menjadi penilaian. Ikan yang berenang anggun dan agresif menandakan sehat. Sekujur tubuhnya bersih dari penyakit. Ikan yang diam tak bergerak pertanda kurang sehat dan mengurangi penilaian.

Tampilan unik menjadi penilaian tersendiri dalam arena kontes. Misalnya punggung berpunuk, tubuh bongkok—yang sebenarnya mutasi alam—menjadikan arwana menarik dilihat. Kelas unik ini tentunya berbeda dengan penilaian kelas bergengsi superred dan golden. (Pupu Marfu’ah)

 

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Pakar Gizi UNAIR Soroti Terminologi Susu Ikan

Trubus.id—‘Susu ikan’ menjadi topik hangat belakangan ini. Menurut Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM), Universitas Airlangga (UNAIR), Prof. Dr....
- Advertisement -
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img