Trubus.id— Cangkang rajungan (Portunus pelagicus) yang menjadi limbah di Pelabuhan Loktuan, Kota Bontang, Provinsi Kalimantan Timur, merupakan barang bernilai bagi Kelompok Cangkang Salona.
Ketua Kelompok Cangkang Salona, Nurmah, bersama 6 anggota mengumpulkan sendiri atau membeli cangkang rajungan dari pengepul seharga Rp5.000 per karung (isi 5 kg basah) setiap sore.
Hasil pencarian itu mendapatkan 8—15 kg per hari cangkang rajungan. Nurmah dan tim mencuci bersih dan meniriskan limbah rajungan dalam jaring halus dengan rangka kayu berukuran 3 m x 4 m.
Setelah seharian, ia memilah bagian jepit rajungan, tempurung, dan siku-siku. Anggota tim produksi Kelompok Cangkang Salona, Ilham Pratama dan 3 pemuda lain yang mengolah cangkang rajungan menjadi kitosan cair.
Kelompok Cangkang Salona memproduksi 60 kg kitin yang berasal dari limbah cangkang rajungan saban bulan. Produksi itu berasal dari 150 kg limbah. Selanjutnya pemuda di Kampung Selambai, Kelurahan Loktuan, Kota Bontang, Provinsi Kalimantan Timur, itu mengolah kitin menjadi kitosan cair.
Produk akhir itu bermanfaat sebagai pupuk organik cair (POC) untuk tanaman sayur, buah, dan hias. Harga kitosan cair Rp64.000 per 500 ml. Saat ini penggunaan produk itu masih di Kota Bontang, Provinsi Kalimantan Timur.
Semula kelompok yang berdiri sejak 2018 itu hanya mengumpulkan limbah rajungan dan mengeringkannya. “Saat itu belum bisa memproduksi kitin dan kitosan karena keterbatasan peralatan,” tutur kata Nurmah.
Kelompok binaan PT Pupuk Kalimantan Timur itu mendapatkan program pemberdayaan masyarakat Intan Karang— Inovasi Kitosan dari Limbah Cangkang Rajungan pada 2019. Inovasi itu berasal dari Tim PKM CHITO sebagai peraih gold category dalam ajang Pupuk Kaltim.
PT Pupuk Kaltim mencatat Kelompok Cangkang Salona mereduksi sekitar 920 kg limbah cangkang rajungan hingga Desember 2022. Kitosan cair itu mendapat paten berupa penambahan asam asetat (CH₃COOH) sebagai pelarut kitosan menjadi pupuk cair pada 2020.
Hasil demonstration plot (demplot) mandiri uji coba efektivitas kitosan cair juga dilakukan Pupuk Kaltim bersama mitra tani. Salah satunya untuk padi. Hasil panen mencapai 7 ton per hektare (ha). Bandingkan dengan sebelumnya yang hanya 5,5 ton/ha.
POC itu juga dapat digunakan pada tanaman lain seperti bawang dayak. Periset di Fakultas Teknik, Universitas Mulawarman, Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, Abdul Kahar dan rekan, dalam Jurnal Sains Dan Teknologi lingkungan membuktikannya. Konsentrasi POC 60% berpengaruh terhadap peningkatan massa, tinggi, panjang akar, dan jumlah daun bawang dayak.
POC dari limbah ranjungan berfungsi sebagai growth promotor karena senyawa amino yang menstimulasi tahap pertumbuhan awal. Dengan begitu limbah ranjungan itu bermanfaat untuk tanaman.