Trubus.id— Kadri sukses memanen 11—12 ton jagung pipil kering per hektare (ha). Menurut Kadri, hasil panen itu merupakan hasil paling tinggi yang pernah didapat. Peningkatan hasil panen berimbas pada pendapatan Kadri.
Warga Desa Boro, Kecamatan Sanggar, Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), itu menjual hasil panen ke gudang milik salah satu perusahaan di Kabupaten Bima. Harga jagung pipil kering di tingkat petani Rp4.500—Rp4.800 per kg pada Juli 2023.
Omzet Kadri dari penjualan jagung mencapai Rp48 juta/ha/musim. Sementara ongkos produksi sekitar Rp15 juta. Artinya Kadri mengutip untung Rp33 juta per musim. Tidak heran banyak petani yang menanam jagung di Desa Boro.Ia mengakui menanam jagung masih menguntungkan.
“Kami bisa menyekolahkan anak-anak hingga masuk kampus,” kata Kadri.
Kadri menuturkan, mayoritas masyarakat di Desa Boro menanam jagung. Lebih dari 20 kelompok tani yang membudidayakan tanaman anggota famili Poaceae itu. “Mereka menanam jagung sejak 2010,” tutur Kadri.
Tidak heran banyak petani yang menanam jagung di Desa Boro. Kebutuhan benih sekitar 20 kg per ha. Menurut Kadri budidaya jagung relatif mudah. Benih yang berkualitas menjadi salah satu kunci produksi jagung pipil melonjak.
Selain bibit unggul, ia menerapkan perawatan intensif. Sebelum tanam, ia merendam benih dalam larutan fungisida untuk mencegah serangan hama dan penyakit tanaman (HPT). Ia juga menyemprotkan herbisida selektif 2—3 kali aplikasi di lahan penanaman jagung.
Kebutuhan herbisida sekitar 10 liter per ha. Tujuannya membasmi gulma yang mencuri nutrisi jagung. Ia menanam jagung berjarak tanam 70 cm x 20 cm. Nutrisi untuk jagung berupa Urea dan pupuk majemuk NPK Phonska.
Dosis pupuk kimia meliputi 200 kg Urea per ha dan pupuk majemuk NPK (300 kg/ha). Pemupukan dengan penaburan pada hari ke-18 hari setelah tanam (hst) dan 40 hst. Penyiraman sekali sepekan untuk penanaman jagung di sawah.
Sementara penyiraman jagung di tegalan mengandalkan air hujan. Setelah menunggu 120 hari petani memanen jagung. Menurut Kadri ciri jagung siap panen yakni tongkol atau kelobot mengering.
Ia memetik jagung, mengupas, dan menggiling untuk memisahkan biji jagung dari tongkol. “Perontokan hanya 2 jam untuk 10 ton jagung karena menggunakan mesin,” kata ketua Kelompok Tani Sokalero itu.
Selanjutnya Jamaludin menjemur jagung pipil 2—3 hari jika cuaca terik. Menurut Kadri pasar menginginkan jagung dengan kadar air maksimal 17%.