Trubus.id— Jeruk dekopon lebat dan berbuah susul-menyusul sepanjang tahun menjadi dambaan para pekebun. Menurut pengelola kebun agrowisata Mupu Jeruk Nir Ratmita perawatan secara intensif kunci melebatkan jeruk dekopon.
Pekebun jeruk dekopon di Jalan Setiabudi, Kota Bandung, Jawa Barat itu mengandalkan pupuk organik sebagai sumber nutrisi. Ia menggunakan pupuk kandang berupa kotoran ayam dan kambing fermentasi. Penaburan pupuk organik di sekeliling area perakaran selebar tajuk setiap pekan.
Ratmita juga menambahkan pupuk bio-organik berbentuk granular yang terbuat dari hasil samping produksi jamu yang berbahan baku tanaman obat dan rempah-rempah. Selanjutnya bahan baku itu diproduksi menggunakan teknologi biological complex process (BCP).
Tanaman langsung menyerapnya melalui proses aerasi dan nonaerasi dengan memanfaatkan peran mikrob. Mikrob yang digunakan adalah mikrob menguntungkan, seperti (Azotobacter sp.), (Azospirillum sp.), dan (Lactobacillus sp.). Teknologi BCP membutuhkan waktu 3 pekan hingga proses fermentasi berlangsung sempurna.
Ratmita menaburkan pupuk organik granular itu di area perakaran setiap dua pekan. Ratmita juga memberikan pupuk organik cair yang juga terbuat dari hasil samping industri jamu.
Pupuk organik cair itu juga mengandung aneka jenis mikrob yang menguntungkan, seperti (Azotobacter sp.), (Azospirillum sp.), (Lactobacillus sp.), (Pseudomonas sp.), bakteri selulolitik (bakteri penghasil enzim selulase yang dapat menghidrolisis selulosa), dan bakteri pelarut fosfat.
Pupuk organik produksi sebuah perusahaan jamu terkemuka di tanahair itu juga dilengkapi dengan hormon pertumbuhan, asam amino, dan unique growth factor (UGF) yang berperan meningkatkan kualitas dan kuantitas semua jenis tanaman.
Sebelum menggunakannya, Ratmita mengencerkan 10 ml pupuk organik cair dalam 2—3 liter air, lalu menyiramkan di sekitar area perakaran setiap dua pekan. Menurut Ratmita pupuk itu tak hanya memasok nutrisi, tapi juga mampu merangsang tanaman berbunga.
“Syaratnya kebutuhan nutrisi tanaman harus terpenuhi,” katanya. Ratmita juga rutin memangkas percabangan tanaman terlalu rapat. Percabangan renggang menyebabkan iklim mikro di sekitar tanaman tidak terlalu lembap karena sirkulasi udara ebih lancar. Berbagai upaya itu berhasil membuat dekopon berbuah susul-menyusul sehingga selalu tersedia di kebun.