1. Atap runcing
Leuit alias lumbung di Ciptagelar, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, beratap lancip dengan kemiringan 40o. Jika hujan, atap miring itu lebih cepat membuang air sehingga tak ada air yang tertahan yang pada akhirnya meningkatkan kelembapan. Ketika terik, ia juga ‘membuang’ pantulan sinar matahari.
2. Bentuk panggung
Hampir semua lumbung di tanahair berbentuk panggung. Menurut mantan periset di Balai Penelitian Tanaman Padi, Prof Dr Ir Agus Setyono, bentuk bangunan panggung menyebabkan sirkulasi udara lancar sekaligus menjaga kelembapan pada kisaran 60 – 70% sehingga padi lebih tahan lama. Bentuk panggung juga menghindari serangan tikus atau babi hutan.
3. Struktur mengerucut
Bangunan lumbung di Ciptagelar – demikian juga lumbung suku Naga di Tasikmalaya dan Baduy di Banten – khas: makin ke bawah ukuran mengecil atau mengerucut. Mantan periset di Balai Penelitian Tanaman Padi, Prof Dr Ir Agus Setyono, mengatakan mengecilnya bangunan di bagian bawah bertujuan melindungi dinding dari cucuran air hujan. Jarak antara dinding dan tempat jatuhan air dari atap
makin jauh.
4. Dinding berlubang
Lumbung di berbagai derah di Indonesia memanfaatkan anyaman bambu atau kayu. Menurut Prof Dr Ir Agus Setyono, dinding anyaman bambu memperlancar sirkulasi udara di dalam ruangan lumbung.
5. Daun antihama
Masyarakat adat Ciptagelar meletakkan berbagai daun yang berfungsi sebagai repelen alias penolak serangga hamaseperti jawer kotok, pacing, dan sulangkar
6. Budidaya organik
Ahli lumbung dari Jurusan Biologi Universitas Padjadjaran, Prof Dr Johan Iskandar, mengatakan petani di berbagai daerah seperti suku Baduy masih mempertahankan budidaya organik. Keturunan puun atau pemuka kampung Baduy beranggapan padi sawah yang tercemar pestisida juga mencemari kemurnian darah. Secara empiris, padi organik lebih awet.
7. Kadar air
Periset di Pusat Penelitian Tanaman Padi, Dr Satoto, mengatakan jika petani menjemur padi hingga kering, kadar air maksimal 10%, padi cenderung tahan lama. Padi kering sangat khas ketika tangan kita menggengamnya muncul bungi krisik… krisik saat padi saling bersentuhan.
8. Ketebalan kulit & silika
Menurut periset di Pusat Penelitian Tanaman Padi, Dr Satoto, padi dengan kulit tebal cenderung lebih awet. Sedangkan Agus Setyono menuturkan kulit padi mengandung silika (senyawa antara silikon dan oksigen) untukmelindungi beras. ‘Kutu sulit mencerna gabah yang dilapisi silika,’ kata Agus, doktor alumnus Universitas Gadjah Mada.
9. Asap dapur
Di beberapa lokasi, lumbung padi berdekatan dengan dapur sehingga asap pembakaran kayu ketika memasak, juga mengalir ke ruangan di dalam lumbung melalui celah-celah dinding. Menurut ahli asap cair dari Universitas Gadjah Mada, Dr Purnama Dharmadji, asap pembakaran itu kaya fenol, asam, dan karbonil yang berfungsi sebagai antimikroba dan desinfektan pada padi. ***