Beberapa pekebun menumpangsarikan dekopon dengan aneka sayuran seperti brokoli agar dapat memperoleh pendapatan sebelum dekopon berproduksi.
Jeruk dekopon mulai belajar berbuah pada umur 3 tahun. Itulah sebabnya H Syahid, pekebun dekopon di Desa Tugumukti, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat, mengebunkan dekopon tumpangsari dengan brokoli untuk menutupi biaya produksi selama dekopon belum berbuah. Ayah 3 anak itu menanam brokoli di sela-sela tanaman jeruk dekopon. Area tanam brokoli cukup luas karena Syahid menanam dekopon dengan jarak tanam cukup renggang, yaitu 5 m x 5 m. Di lahan 1 ha, Syahid menanam 400 pohon dekopon dan 20.000 tanaman brokoli. Syahid memanen brokoli pada umur 70—80 hari setelah tanam. Dalam setahun ia tiga kali menanam brokoli.
Menurut Syahid tumpangsari dengan brokoli dapat menghemat biaya pemupukan jeruk. Pria setengah baya itu hanya memberikan 250 g pupuk NPK mutiara dan 30 kg pupuk kandang per pohon dekopon. Itu pun hanya diberikan 6 bulan sekali. Syahid tidak terlalu intensif memberi pupuk untuk jeruk karena sudah mendapat nutrisi dari pupuk untuk brokoli.
Namun, penanaman brokoli hanya bisa dilakukan maksimal sampai jeruk berumur 3 tahun. Itu karena tajuk antartanaman mulai saling bertemu. Pada kondisi itu brokoli tidak akan optimal memperoleh paparan sinar matahari. Meski begitu tak perlu khawatir pendapatan berkurang saat tak lagi menanam brokoli. Pada umur 4 tahun produksi jeruk dekopon sudah meningkat. “Umur 4 tahun produksi jeruk bisa mencapai 30 kg per pohon,” kata H Ino Suwarno, pekebun jeruk dekopon di Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat. (Imam Wiguna)