Harga sebuah durian di pasar lelang Rp1.350.000.

Warna daging buah durian si rouf milik Sutarko dari Kecamatan Sigaloh, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, itu menyita perhatian para juri. Warna dagingnya kuning mentereng. Ketebalan dagingnya mencapai 1—2 cm. “Rasa manis dan pahitnya berimbang, 50% manis, 50% pahit,” tutur Karjono, pengamat durian asal Kota Depok, Jawa Barat, yang menjadi juri.
Dengan berbagai keunggulan itu, maka pantas bila juri yang terdiri atas Dr Mohamad Reza Tirtawinata dari Yayasan Durian Nusantara, Agus Sutadi dari komunitas Maniak Durian, dan Karjono, menobatkan si rouf sebagai juara pada Durian Fair 2016. Menurut Firman Sapta Ady Kasubid Pertanian dan Kehutanan Bappeda Banjarnegara, keunggulan durian si rouf populer di Banjarnegara.
Durian favorit
Menurut Firman, “Pemilik durian tidak perlu bersusah-payah menjual buahnya karena sebelum durian matang saja sudah banyak yang memesan.” Padahal, harga buah tergolong tinggi, yakni mencapai Rp100.000 per buah. Bobot si rouf rata-rata 3 kg per buah. Durian berumur 30 tahun itu tergolong produktif, yakni bisa mencapai 100 buah per musim panen. Dalam kontes itu si rouf mendapatkan hadiah Rp4-juta, piala, dan piagam penghargaan.

Kontes durian yang diselenggarakan PT Trubus Cipta Swadaya pada 27 Februari—6 Maret 2016 itu seakan menjadi ajang pembuktian keunggulan durian asal Banjarnegara. Durian gondang milik Haryanto yang berasal dari daerah yang sama dengan si rouf sukses meraih posisi kedua.
Sementara durian fajar milik M Ajid HMA dari Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, meraih peringkat ketiga. Menurut Reza dalam kontes itu citarasa memiliki bobot nilai paling tinggi, yakni mencapai 15%. Sementara bobot nilai untuk kriteria lemak daging buah, ketebalan daging, dan warna, masing-masing hanya 10%. Adapun kriteria lain seperti, bentuk buah, warna kulit, dan aroma hanya 5%.
Pada kontes durian itu panitia lomba juga memilih juara kategori khusus dan favorit. Pemilihan juara kategori khusus dilakukan oleh Wakil Walikota Jakarta Selatan, Drs Irmansyah, MSc. Sementara juara favorit dipilih oleh Mahfudin dari PD Pasar Jaya. Pada kategori khusus durian si pandan asal Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat, terpilih sebagai juara. Gelar durian favorit berhasil diraih durian si wong milik M Ajid HMA.
Lelang durian

Setelah kontes selesai, panitia Durian Fair 2016 juga menggelar acara lelang 30 buah durian yang sohor sebagai raja buah, termasuk durian juara. Panitia lelang membuka harga pertama Rp100.000. Dalam lelang itu durian si rouf memperoleh harga tertinggi yaitu Rp1.350.000. Durian itu dibeli oleh William, maniak durian asal Jakarta. Sebelumnya William juga pernah membeli durian dengan harga Rp9-Juta per buah.
Panitia juga menggelar bursa durian unggul dari berbagai daerah, seperti durian bawor asal Kabupaten Banyumas serta durian kholil asal Mijen, Kota Semarang, di Provinsi Jawa Tengah. Ada pula durian matahari dan jabrik dari Rancamaya, Kota Bogor, si fajar dari Pandeglang, dan si daluh dari Banjarnegara. Setiap peserta bursa dari berbagai daerah itu menjual durian Rp70.000 per kg.

Kontes durian yang tak kalah seru juga berlangsung di halaman kantor gubernur Jawa Tengah pada 27 Februari 2016. Sebanyak 50 durian dari berbagai daerah di Jawa Tengah beradu lezat. Setelah memberikan penilaian selama 4 jam para juri yang terdiri atas Ir Ahmad Widodo Heru MSc dari Direktorat Budidaya Buah dan Florikultura Kementerian Pertanian, Ir Ali Effendi, praktikus perbenihan di Jawa Tengah, dan Ir Tujianta MP, dosen Fakultas Pertanian Universitas Tidar, menetapkan durian milik Rohman sebagai juara.
Menurut Ir Ahmad Widodo Heru MSc dari segi warna durian asal Dusun Kedungjangan, Kelurahan Purwosari, Kecamatan Mijen, Kota Semarang, Jawa Tengah, itu sebetulnya kurang atraktif karena hanya berwarna krem. Namun, dari kualitas daging buah durian bernomor peserta 25 itu memang layak jadi juara. “Tekstur daging buah lembut dan rasa dominan manis. Kriteria rasa seperti itu paling banyak disukai konsumen,” tutur Heru.

Beberapa peserta lain ada yang berwarna mentereng seperti jingga atau kuning. Namun, ada yang tekstur buahnya berserat, daging buah belum matang benar, dan berdaging tipis. Kontes durian itu digelar pada ajang Festival Buah Jawa Tengah 2016. Pada acara itu berlangsung juga kontes buah lain, yaitu lomba durian terbesar, duku, manggis, tanaman buah dalam pot (tabulampot), dan mengukir buah.
Pada kontes durian terbesar, durian milik Supangat asal Mantenan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menjadi juara dengan bobot 8,721 kg. Menurut Ir Ahmad Widodo Heru durian milik Supangat tergolong istimewa karena merupakan durian lokal. Selama ini durian yang lazim berukuran jumbo adalah monthong yang merupakan durian introduksi asal Thailand.
Kontes duku

Sementara pada kontes duku yang menjadi juara adalah duku milik Nusri asal Desa Golantepus, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Itulah sebabnya pada kontes itu peringkat juara dan runner up diraih oleh duku asal Kota Rokok itu. Pada kontes manggis, yang menjadi juara adalah buah koleksi Nurokhim asal Dusun Jrakah, Desa Kaliurang, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang.
Persaingan tak kalah seru juga berlangsung pada kontes tabulampot dan mengukir buah. Tabulampot sawo koleksi Tri Atmo Widodo asal Desa Ngotet, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, menjadi yang terbaik. Adapun ukiran buah karya Simbon Sutarno dari Resto Godongsalam Seafood di Kota Semarang meraih juara.
Menurut Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Tengah, Ir Suryo Banendo MP, festival buah itu sebagai persiapan Jawa Tengah dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). (Ian Purnama Sari & Imam Wiguna)