Trubus — Untuk menghasilkan kopi bubuk berkualitas dan menambah kapasitas produksi, petani di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Mukidi, bekerja sama dengan sebuah bengkel untuk merancang mesin penyangrai kopi. Mesin itu berkapasitas 2,5 kg biji kopi sekali proses selama sekitar 20 menit. Pada 2013 Mukidi juga mengembangkan produk baru yaitu Kopi Lamsi dan Kopi Mukidi.
Demi mewujudkan mimpinya mengembangkan kopi dari hulu ke hilir, Mukidi juga belajar menjadi barista di sebuah kafe di Temanggung. Di sana ia belajar berbagai teknik meracik dan menyajikan kopi, mulai dari yang sederhana seperti membuat kopi tubruk, hingga teknik lain yang menggunakan alat khusus seperti kopi tetes (drip), french press, perkolator, dan syphon. Ia menawarkan berbagai teknik itu kepada para tamu yang berkunjung ke Rumah Kopi Mukidi.
“Di sini para tamu bisa menikmati aneka sajian kopi, sambil berdiskusi tentang konsep petani mandiri dengan menata lingkungan dan ekonomi,” tutur pria yang juga aktivis lingkungan hidup itu. Mukidi berharap di masa mendatang Rumah Kopi miliknya juga bisa menyediakan tempat untuk bermalam bagi para tamu atau menginap di rumah warga di sekitarnya, sambil belajar menanam hingga mengolah kopi. Mukidi berharap dari secangkir kopi, ada cerita, banyak saudara, dan penuh cinta. (Imam Wiguna)