Monday, September 16, 2024

Kisah Kelompok Tani Pangudi Bogo Mengembangkan Pertanian Organik di Boyolali

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.id—Muhadi dan Kelompok Tani (Poktan) Pangudi Bogo mengembangkan pertanian organik di Dukuh Pangulrejo, Desa Dlingo, Kecamatan Mojosongo, Boyolali, Jawa Tengah.  Poktan Pangudi Bogo yang terdiri dari 72 petani mendapatkan sertifikasi organik sejak 2010.

Mereka setia menanam padi organik lantaran tanaman lebih sehat dan harga jual tinggi. “Kunci panen optimal yaitu memanfaatkan pupuk organik,” kata Muhadi.

Poktan Pangudi Bogo memiliki produk berupa beras hitam, beras merah, beras cokelat, beras mentik susu, beras putih wangi, dan beras beragam warna. Beras merah mendominasi permintaan karena anggapan lebih sehat. Padahal beras hitam juga kaya antioksidan.

Menurut Muhadi yang mengonsumsi produk organik itu orang dengan riwayat sakit. Namun, ia optimis pangan organik menjadi konsumsi orang sehat sebagai pencegahan bukan hanya pengobatan.

Pemasaran produk Kelompok Tani Pangudi Bogo melalui agen yang tersebar seperti di Surabaya, Jawa Timur , Semarang (Jawa Tengah), Yogyakarta, dan Jakarta. Semua produk mereka bersertifikat organik sejak 2010.

Upaya Muhadi mengajak petani berorganik bukan tanpa tantangan. Pada 2005 ia hanya bisa mengajak 2 petani untuk beralih ke organik. Musababnya para petani menganggap hasil panen budidaya organik lama atau hasil panen sedikit.

“Saat itu kami membayar hasil panen lebih tinggi sehingga banyak yang beralih ke organik,” kata Muhadi.

Petani mendapatkan pupuk dan bibit dari kelompok tani. “Pupuk dan bibit dibayar petani setelah mereka menerima hasil panen,” Muhadi.

Meski budidaya organik, hasil panen tetap optimal karena perawatan intensif. Hasil panen dari sawah seluas 1 ha mencapai 5—6 ton. Kelompok Tani Pangudi Bogo memanfaatkan 1,2 ton kompos kotoran hewan untuk lahan 1.000 m2 .

Mereka mengandalkan pestisida alami antara lain berbahan tembakau, daun mindi, dan gadung untuk mengatasi hama dan penyakit. Muhadi menuturkan, bertani secara organik membuat lingkungan lestari dan rendah karbon.

Hal itu menarik perhatian parlemen Uni Eropa yang mengunjungi lahan Kelompok Tani Pangudi Bogo pada awal 2023. Pertanian organik tidak menggunakan input sintetis seperti pestisida dan pupuk kimia sehingga menjaga keberlanjutan sistem dalam waktu yang tidak terhingga.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Fakta Unik Perjalanan Biji Kopi Di Dunia

Trubus.id—Kopi mulai dikenal oleh Suku Galia di Afrika Timur tahun 1000 Sebelum Masehi. Dua ribu tahun berikutnya antara abad...
- Advertisement -
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img