Trubus.id—Pemuda di Desa Purwasari, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat Nuur Muhammad Ahkam membangun peternakan domba modern yang terintegrasi dengan konsep wisata edukasi.
Total jenderal ia meraup omzet Rp500 juta—Rp800 juta per tahun dari semua lini bisnis peternakan modern terintegrasi itu.
Bodogol Edu Farm—nama usaha milik Ahkam—itu berdiri di lahan 2,5 hektare. Rinciannya bangunan kandang dan sarana produksi peternakan seluas 4.000 m2 . Selebihnya berupa lahan hijauan untuk pakan ternak dan demonstration plot (demplot) pertanian.
Semula populasi domba hanya 30 ekor, kini 150 ekor yang terdiri dari 120 induk, jantan (7 ekor), dan cempe (23 ekor) pada Juli 2024.
“Populasi tidak menentu karena domba keluar dan masuk,” ujar alumnus Diploma III Vokasi Pariwisata, Universitas Gadjah Mada, itu.
Bodogol Edu Farm menjalankan 5 pilar yakni manajemen ternak modern, kandang modern, pakan mandiri dan modern, limbah modern, integrasi pertanian dan perkebunan, serta konsep wisata edukasi.
Ahkam memilih domba garut karena unggul secara genetik dan berharga tinggi sehingga mendatangkan keuntungan. Bodogol Edu Farm memiliki kegiatan pembibitan (breeding), penggemukan (fattening), serta jual dan beli (trading) sesuai permintaan.
Bisnis lainnya yang Ahkam jalankan yakni pemasaran kotoran hewan (kohe) domba dalam bentuk mentah dan fermentasi.
“Sehari dapat menghasilkan 3—3,5 ton kohe basah,” ujar Ahkam.
Ahkam menjelaskan bahwa Bodogol Edu Farm juga membuka pembelajaran mulai dari kunjungan untuk taman kanak-kanak hingga orang dewasa (wisata edukasi).
Ia aktif membuka pelatihan melalui Sekolah Ternak Muda Indonesia sejak 2021 dengan jargon belajar dulu juragan kemudian. Biaya investasi kegiatan Rp300.000— Rp500.000 untuk kelas secara langsung (offline) dan Rp150.000—Rp250.000 secara daring (online).
“Total sudah sekitar 200 alumni,” ujar Ahkam.
Ahkam juga mendampingi tujuh kelompok pertanian dan peternakan di Kabupaten Sukabumi. Perjuangan membangun peternakan domba modern terintegrasi itu tidak terjadi semalaman.
Berawal pada September 2020 sepekan setelah lulus dari bangku kuliah, Nuur Muhammad Ahkam mendapat tawaran investasi senilai Rp1,8 miliar untuk membangun peternakan domba.
Meski berlatar belakang jurusan pariwisata, Ahkam mendapat kepercayaan menjalankan bisnis itu. Alasannya ia pernah bekerja di Sinatria Farm, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, pada 2018.
Ketekunan Ahkam sejak semester 3 kuliah itu membuahkan hasil. Meski memulai sebagai anak kandang, ia tak patah arang. Ahkam tetap membangun relasi dengan banyak orang. Keruan saja investor tak ragu memberi modal kepada Ahkam.
Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan itu, ia langsung membangun peternakan domba pada November—Maret 2021. Ahkam memilih lokasi peternakan di Desa Purwasari, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat.
“Alasannya karena dekat keluarga dan ingin membangun daerah sendiri,” ujar pria berumur 26 tahun itu.
Kesuksesan Ahkam berbisnis peternakan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Saat awal beternak ia beberapa kali tertipu saat membeli sarana produksi peternak (sapronak) seperti bibit dan bahan baku pakan.
Namun, ia tak patah arang. Menurut Ahkam menjalin relasi, memahami ritme pemeliharaan, serta mengetahui kondisi lingkungan dan pasar kunci sukses berbisnis domba.
Bodogol Edu Farm sebagai peternakan terintegrasi menjadi tempat bagi insan muda untuk membuka cakrawala seputar peternakan modern.