Trubus.id—Daun ketapang memiliki manfaat bagi ikan cupang. Pasalnya daun Terminalia catappa kering itu berpotensi membuat lingkungan ideal bagi klangenan.
Menurut staf Laboratorium Fisiologi, Perkembangan, dan Molekuler Hewan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahun Alam (FMIPA), Universitas Mulawarman, Deasy Ladyescha, ketapang merupakan tanaman yang berpotensi sebagai zat antibakteri.
Salah satu bakteri incaran daun ketapang yakni Salmonella enterica Serovar Typhi yang lebih dikenal dengan Salmonella typhi. Bakteri itu menjadi ancaman cupang lantaran mengganggu pembuangan kotoran sehingga kerap disebut penyakit busung.
Pemicunya kebersihan pakan alami yang tidak terjaga. Untuk mengobatinya dapat menggunakan daun ketapang. Penelitian Deasy membuktikan hal itu.
Pemberian ekstrak cair daun ketapang dengan konsentrasi 500 ppm berpengaruh nyata terhadap tingkat kelulusan hidup cupang pascainjeksi yang mencapai 33,3—100%. Pemberian ekstrak cair daun ketapang tidak berpengaruh nyata terhadap profil darah ikan.
Menurut dosen Program Studi Teknik Budidaya Perikanan, Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong, Asthervina Widyastami Puspitasari, S.Pi., M.P., daun ketapang juga mempercepat kemunculan warna pada ikan cupang sesuai riset ilmiah.
Asthervina menyiapkan 6 cupang tidak lolos sortir karena warna tidak keluar hingga berumur 4 bulan. Ia membagi ikan itu menjadi 2 kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol (tanpa perendaman daun ketapang) dan kelompok perendaman daun ketapang.
Asthervina lalu merendam 6 gram daun ketapang kering ke dalam 1 liter air tawar. Ia mengganti air daun ketapang setiap 4 hari. Kemudian ia mengamati mutasi warna yang terjadi setiap pekan selama sebulan.
Ikan cupang mendapat pakan setiap hari menggunakan pelet komersial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perubahan atau mutasi warna pada kelompok kontrol. Adapun pada kelompok perendaman daun ketapang menunjukkan adanya mutasi warna dan pola pada tubuh cupang.
Menurut Asthervina ekstrak daun ketapang mengandung senyawa yang berpotensi sebagai zat warna alami seperti saponin, tanin, klorofil, flavonoid, alkaloid, dan fenol.
Tubuh cupang menyerap senyawa metabolit sekunder itu dan menyebabkan deposit sel warna (kromatofora) yang terdapat pada dermis cupang. Akibatnya terjadi mutasi warna pada Betta sp.