Wednesday, March 5, 2025

Saliara Jaga Buah Kopi

Rekomendasi
Akibat serangan kumbang Hypothenemus hampei, tingkat kehilangan hasil 50%.
Akibat serangan kumbang Hypothenemus hampei, tingkat kehilangan hasil 50%.

Cara aman dan efektif mengatasi serangan penggerek buah kopi.

Kopi komoditas unggulan yang mampu menyediakan lapangan kerja dan pendapatan kepada lebih dari 2-juta petani dengan devisa US$500-juta setara Rp6,5-triliun per tahun. Sebagai produsen kopi terkenal di dunia, Indonesia menghadapi banyak kendala seperti serangan penggerek buah kopi (PBKo). Kumbang Hypothenemus hampei menyerang kopi hingga 116 ha di Bali pada 2010.

Penggerek buah kopi merusak biji kopi. Usai kawin serangga betina akan menggerek buah kopi, membuat lubang kecil di ujung buah. Serangan itu sejak terbentuk buah atau delapan pekan setelah berbunga hingga panen. Gejala serangan pada buah muda muncul lubang di bagian belakang buah sehingga menyebabkan buah tidak dapat berkembang, busuk, dan gugur. Serangan pada buah muda mencapai 7—14%.

Buah kopi mengkal menjadi favorit kumbang penggerek untuk membuat lubang di ujung buah.
Buah kopi mengkal menjadi favorit kumbang penggerek untuk membuat lubang di ujung buah.

Kehilangan 50%
Biasanya serangga betina meletakan telur di buah mengkal, sehingga penggerek berkembang sampai buah dipanen atau gugur. Umur telurnya 5—9 hari. Umur larva hanya 10—26 hari, umur prapupa 2 hari, umur pupa 4—9 hari. Serangga dewasa betina berukuran 2 mm dan jantan 1,3 mm. Usia kumbang jantan maksimum 103 hari, sedangkan betina kurang lebih 156 hari, maksimum 282 hari.

Serangga berwarna hitam kecokelatan, jantan tidak bisa terbang. Serangga betina terbang pada pukul 16.00—18.00  dengan kemampuan terbang sejauh 350 meter. Akibat serangan hama itu kehilangan hasil hingga 50%. Serangga anggota famili Scolytidae itu menyebabkan kerugian ekonomi lebih dari 20-juta keluarga pedesaan di dunia. Oleh karena itu serangan penggerek menjadi salah satu masalah terbesar produksi kopi global.

Apalagi perkembangan serangga sangat cepat, bertelur 54 butir. Bila buah tidak gugur maka kualitas biji hasil panen akan rendah karena biji berlubang. Petani dapat mengantisipasi serangan penggerek dengan memanfaatkan pestisida nabati berbahan sereh wangi dan saliara. Sereh wangi merupakan tumbuhan herba menahun. Kandungan kimia tanaman anggota famili Poaceae itu lebih banyak pada batang dan daun.

Labu jipang atau labu siam berperan sebagai perekat dalam penyemprotan pestisida nabati.
Labu jipang atau labu siam berperan sebagai perekat dalam penyemprotan pestisida nabati.

Saliara Lantana camara tanaman perdu dengan tinggi 0,5—1,5 m. Tanaman dari Amerika selatan itu dapat tumbuh hingga ketinggian 1.700 meter di atas permukaan laut. Kulit batang berwarna cokelat dengan permukaan kasar. Daun berwarna hijau berbentuk oval dan pinggir bergerigi. Permukaan daun kasar karena terdapat bulu. Saliara memiliki bunga yang bersifat rasemos dan beraneka ragam, yakni putih, merah muda, jingga, kuning.

Penyediaan larutan pestisida nabati dengan mengekstraksi sereh wangi dan saliara. Cacah dan halusan bahan dengan mesin pencacah chopper agar proses ekstraksi untuk memperoleh kandungan bahan aktif yang terlarut secara optimal. Dosis ekstraksi pada masing-masing bahan itu adalah 200 gram. Kemudian rendam hasil cacahan dalam 1 liter etanol 90%—atau total 400 gram per liter.

Lama proses ekstraksi 24 jam. Setelah 24 jam, pisahkan larutan ekstraksi bahan nabati dari ampasnya dengan cara menyaring. Setelah itu simpan larutan pestisida nabati pada jeriken plastik dan tutup rapat untuk menghindari penguapan sehingga menurunkan efektivitas pestisida nabati. Hasil ekstraksi itu sebagai biang untuk diencerkan pada saat aplikasi di lapangan.

Perekat labu
Cara lain dengan merendam cacahan bahan nabati dalam air. Lama perendaman paling cepat 48 jam hingga 7 hari. Langkah berikutya sama dengan ekstraksi memanfaatkan pelarut etanol, saring dan simpan hasil saringan di jeriken kemudian tutup rapat. Untuk meningkatkan efektivitas, sebagai bahan perekat dan perata kita dapat menambahkan ekstrak labu jipang Sechium edule dan gambir Uncaria gambir.

Parut buah labu jipang atau labu siam hingga halus kemudian peras. Cairan hasil perasan ditambahkan ke larutan pestisida nabati dengan dosis 4 ml per liter. Adapun gambir kita haluskan dengan cara ditumbuk kemudian tambahkan ke dalam larutan pestisida nabati dengan dosis 2 gram per liter. Berdasarkan hasil pengkajian, dosis paling efektif untuk mengendalikan serangan 32 ml biang per liter air.

Untuk pencegahan semprotkan sejak buah kopi terbentuk. Frekuensi penyemprotan sekali dalam sepekan hingga buah matang atau selama enam bulan. Selain itu berdasarkan hasil analisis bahwa setiap satu kali peningkatan dosis aplikasi dapat menurunkan jumlah buah kopi bergejala terserang penggerek sebanyak 2,058 buah. Sereh wangi mengandung senyawa sitral, sitronela, geraniol, mirsena, nerol, farsenol methil heptenon, dan dipentena.

Saliara Lantana camara bahan pestisida nabati untuk mengatasi penggerek buah kopi.
Saliara Lantana camara bahan pestisida nabati untuk mengatasi penggerek buah kopi.

Salah satu senyawa kimia sereh wangi yang membunuh serangga adalah sitronela. Sitronela mempunyai sifat racun (desiccant), yakni racun kontak yang menyebabkan kematian karena kumbang kehilangan cairan secara terus-menerus sehingga tubuh serangga kekurangan cairan. Namun, secara umum kandungan kimia sereh wangi bersifat penolak atau repelen terhadap serangga hama.

Adapun daun dan bunga saliara mengandung senyawa-senyawa humule, lantadene A, lantadene B, lantanolic acid, lantic acid, b-coryophylle, g-terpidene, a-pinene, dan r-cynaene. Senyawa-senyawa itu berfungsi sebagai insektisida, fungisida, nematisida, dan antimikrobakterial. Senyawa triterpenoid mampu menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococus aureus yang merupakan bakteri patogen pada penyakit saluran pernapasan.

Saliara juga dapat dimanfaatkan sebagai penolak atau repelen serangga hama. Adanya alternatif pengendalian penggerek buah dengan pestisida nabati, penggunaan bahan kimia sintetis sebagai bahan pengendali penggerek semakin dikurangi. Dengan demikian keamanan pangan dan kelestarian lingkungan hidup terjaga. (Achmad Sarjana & Wahyu Widiyasmoro, peneliti di Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya)

 

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Kelompok Tani Karya Baru: Inovasi Olahan Cabai Hiyung dari Tapin

Trubus.id–Kelompok Tani Karya Baru merupakan salah satu pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Hortikultura  yang mengembangkan produk cabai...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img