Saturday, January 18, 2025

SCCR Indonesia Kembangkan Stem Cell, Kesehatan dan Peradaban Sains

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.id–Stem cell mulai dikembangkan secara lokal, salah satunya oleh Stem Cell and Cancer Research (SCCR) Indonesia. SCCR Indonesia memiliki laboratorium pengolahan stem cell  di Kelurahan Nongkosawit, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang.

Founder and Commissioner SCCR Indonesia, Prof. Dr. dr. Agung Putra M.Si. Med., menyebut laboratorium itu sudah memiliki izin dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Menurut Prof. Agung Putra, stem cell bukanlah obat, melainkan sel hidup yang berasal dari tubuh manusia.

“Kemudian memiliki ability atau kemampuan, artinya bisa berubah menjadi sel-sel spesifik, seperti sel saraf, sel brain, dan lainnya,” ujar Prof. Agung, usai talk show ‘Stay Healthy: Long Life with Stem Cell’ yang digelar oleh Stem Cell and Cancer Research (SCCR) Indonesia di NEXX Café Denpasar, Jumat (10/1)

Prof. Agung juga menambahkan bahwa stem cell bermanfaat untuk meregenerasi sel-sel tubuh yang rusak. 

Visi 

Prof Agung menuturkan pendirian SCCR Indonesia sendiri agar stem cell bisa dirasakan manfaatnya bagi masyarakat Indonesia, bahkan di lingkup Internasional.

“SCCR adalah misi kita untuk membangun peradaban sains. Kami ingin membangun kehormatan bangsa kita, melalui stem cell ini,” terangnya.

Semarang dipilih sebagai lokasi laboratorium karena merupakan tempat riset Prof. Agung selama lebih dari 20 tahun.

“Di Semarang kita bangun karena di situ para ilmuan, yang saya desain, saya kumpulkan, saya lakukan riset terus menerus di situ,” ungkapnya.

Meski demikian, Prof. Agung berharap teknologi stem cell dapat tersebar luas ke berbagai daerah di Indonesia, seperti Bali, Lombok, dan lainnya. 

“Saya ingin agar Stem Cell ini tidak hanya tersedia di Semarang, bisa ada di Bali, di Lombok dan lainnya. Saya sangat senang kalau Stem Cell bisa grow up di berbagai daerah di Indonesia, bahkan hingga di internasional,” tutur Prof. Agung

Tantangan 

Prof. Agung juga mengungkapkan beberapa tantangan dalam pengembangan stem cell di Indonesia, di antaranya terkait kurikulum pendidikan dan kebijakan pemerintah.

Menurutnya, kurikulum pendidikan di Indonesia perlu lebih berfokus pada sains dan teknologi agar generasi muda dapat lebih dini mengembangkan kemampuan eksplorasi dan inovasi.

Selain itu, ia menyoroti pentingnya regulasi pemerintah yang mendukung karya anak bangsa. 

“Tantangan lain yaitu bagaimana pemerintah ini hadir secara komprehensif dan memikirkan kebaikan anak bangsa, sehingga regulasi yang kita butuhkan ada keberpihakan kepada anak bangsa itu lebih kuat,” terangnya.

Ia menuturkan SCCR Indonesia optimis bahwa dengan dukungan yang tepat, teknologi stem cell dapat menjadi kebanggaan nasional dan memberikan manfaat yang luas bagi kesehatan masyarakat Indonesia maupun dunia.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Startup di Swedia Sajikan Kebun Vertikal Hidroponik Langsung di Supermarket

Trubus.id–Memanen dan memetik sayuran segar langsung dari supermarket bukan tidak mungkin.  Sebuah startup asal Swedia, Swegreen mengembangkan kebun vertikal...
- Advertisement -

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img