Tuesday, March 4, 2025

Tahan Gempuran Virus Gemini

Rekomendasi
Tinatoon dapat tumbuh di dataran rendah dengan tajuk mencapai 80 cm. (Dok. Benih Citra Asia)

Tomat-tomat baru tahan serangan virus gemini dan mosaik.

Trubus — Tanaman tomat sehat berdiri tegak, daun membuka sempurna, dan segar. Namun, jika daun melengkung, keriting, dan menguning pertanda serangan penyakit Tomato Yellow Leaf Curl Virus (TYLCV). Menurut pekebun tomat di Bandung Barat, Jawa Barat, Ardy Seno, virus yang termasuk ke dalam kelompok gemini itu kerap menggagalkan budidaya.

“Tanaman yang terserang layu bakteri kadang masih bisa dipanen satu sampai dua kali. Serangan virus gemini, tidak akan bisa panen,” kata Ardiy. Itulah sebabnya Ardy Seno berharap kemunculan varietas tomat baru yang mampu menangkal masifnya serangan virus TYLCV dan mosaik.

Jantan Taiwan

Harapan Ardy Seno bakal terwujud. Peneliti madya di Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian (BB Biogen), Dr. Tri Joko Santoso membidani kelahiran tomat yang resistan serangan virus gemini sekaligus mosaik. Tri Joko menyebutnya tomat resistan multivirus. Calon varietas baru itu kini menjalani tahap lapang uji terbatas di beberapa lokasi untuk menguji ketahanan dan efikasinya.

Produktivitas tomat biromaru mencapai 45—50 ton per hektare. (Dok. Benih Citra Asia)

Tomat resistan multivirus itu rilis pada 2020. Meski masih dalam pengembangan, Tri Joko optimis tomat tahan virus TYLCV dan CMV itu menjawab ambisi para petani tomat. Tri Joko Santoso terdorong untuk mengembangkan tomat tahan virus karena gencarnya serangan virus gemini. BB Biogen memperbaiki sifat pada dua tomat lokal, varietas intan dan CL6046. Kedua tomat itu berperan sebagai tetua betina.

Periset memilih keduanya berdasarkan preferensi masyarakat dan petani. Peneliti “memberikan” sifat ketahanan terhadap virus TYLCV pada tomat lokal. Caranya menyilangkan kedua tomat lokal itu dengan tomat asal Taiwan sebagai tetua jantan. Ketahanan terhadap virus mosaik (CMV) melalui rekayasa genetik dari plasma nutfah milik Asian Vegetables Research and Development Center (AVRDC).

Langkah berikutnya, periset menyilangkan kembali (double cross) keturunan pertama dari masing-masing introduksi secara alami. Menurut Tri Joko selama pengujian lapang, para periset menyeleksi tanaman. Itu akibat beragamnya karakter fisik tomat yang dihasilkan. “Para peneliti harus cermat memilih tomat seperti apa yang sesuai dengan preferensi masyarakat,” ujar doktor Agronomi alumnus Institut Pertanian Bogor itu.

Pilihan lain

Produsen benih di Jember, Jawa Timur, PT Benih Citra Asia (BCA) juga merilis tomat tahan virus gemini. Tomat hibrida unggulan itu jenis sayur. Namanya tinatoon dan biromaru. Tinatoon genjah, panen pada umur 55—65 hari setelah tanam. Tomat itu juga tahan layu bakteri dan fusarium, virus mosaik tomat (ToMV), serta tahan simpan. Tinatoon tumbuh di dataran rendah.

Natavi cocok ditanam di dalam rumah kaca dan adaptif terhadap musim. (Dok. Benih Citra Asia)

Tajuk tanaman mencapai 80 cm dan produktivitas 40—45 ton per hektare. Buahnya bulat agak lonjong berukuran sedang 6 cm x 5 cm. Warnanya hijau terang ketika muda dan merah ketika masak. Rasanya agak manis dengan tebal daging mencapai 0,9 cm. Jenis lain, biromaru, adaptif di dataran rendah hingga menengah dengan produktivitas tinggi mencapai 45—50 ton per hektare.

Tanaman determinate itu tahan layu bakteri dan fusarium serta mampu mencapai tinggi hingga 95 cm. Buah berbentuk hati berukuran sedang 6 cm x 5 cm berwarna hijau kekuningan ketika muda dan merah ketika masak. Daging buah lebih tebal daripada tinatoon, sekitar 0,9—1,2 mm dengan rasa agak manis. Tinatoon dan biromaru dapat ditumpang sari sebab kanopi cukup lebar.

Lazimnya bawang daun, sawi, terung, dan jagung manis ditanam di sela bedengan. Selain tinatoon dan biromaru, BCA juga melepas tomat salad bernama natavi. Natavi tumbuh optimal di dataran menengah hingga tinggi. “Penanaman natavi sebaiknya monokultur karena postur tanaman tinggi sekitar 1,9—2,3 m,” kata bagian Pemasaran BCA, Baiatur Ridwan. Natavi cocok ditanam di dalam rumah kaca dan adaptif terhadap musim.

Potensi hasil natavi menyamai biromaru, yakni 48—50 ton per hektare. Ukuran buah cukup besar dengan panjang 7 cm dan diameter 5 cm. Produktivitas tiap tanaman tergolong tinggi, mencapai 95—100 buah setara 4—5 kg. Rasa manis dan biji berwarna cokelat menjadi ciri khas tomat natavi. Tak hanya itu, Ridwan mengatakan natavi tahan karat daun, virus gemini virus, dan tahan simpan. (Hanna Tri Puspa Borneo Hutagaol & Sinta Herian Pawestri)

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Meningkatkan Produktivitas dan Kesehatan: Unsoed Teliti Green Super Rice dan Beras Hitam

Trubus.id–Dosen Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Prof. Dr. Ir. Suwarto, M.S., mengembangkan varietas unggul padi Green Super Rice (GSR). Menurut...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img