Thursday, January 23, 2025

Teknologi Ozon di Kebun Melon

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.id—Beragam penyakit merongrong melon. Misal downy mildew atau kresek akibat cendawan Pseudoperonospora cubensis, embun tepung (powdery mildew) akibat Spaerotheca fuliginea, dan layu fusarium karena serangan Fusarium oxysporum.

Penggunaan fungisida hingga 16 kali dalam budidaya melon konvensional, dari sejak pindah tanam hingga panen. Namun, pekebun melon hidroponik di Kabupaten Kudus, Provinsi Jawa Tengah, Stefanus Rangga Santoso, tidak lagi menggunakan fungisida untuk mengatasi hama dan penyakit tanaman.  Salah satu rahasianya ia menerapkan teknologi ozon.

Menurut Rangga aplikasi tanpa fungisida menjadikan melon lebih sehat.  Rangga menggunakan ozon generator yang disimpan di langit-langit greenhouse sebagai disinfektan pengganti fungisida. “Ozon generator pada prinsipnya konverter plasma mengubah oksigen menjadi ozon,” kata Rangga.

Generator ozon dipasang pada langit-langit rumah tanam. (Muhamad Fajar Ramadhan)

Ozon mensterilkan semua yang ada di kebun, membunuh bakteri, cendawan, hingga virus. Namun, konsentrasi ozon terlalu tinggi bisa merusak kulit bahkan logam pun berkarat karena sifatnya korosif.

Tantangan menggunakan teknologi ozon di kebun menemukan konsentrasi pas agar tanaman terlindung dan tidak merusak. Pengalaman Rangga konsentrasi hingga 6 ppm menyebabkan tanaman melon kering. Artinya penggunannya untuk mencegah beragam cendawan disarankan kurang dari 6 ppm.

Menurut Rangga butuh konsentrasi lebih dari 6 ppm untuk mengendalikan hama serangga. Namun, pada konsentrasi itu tanaman justru tidak bertahan.

“Pengendalian hama masih dengan insektisida,” kata Rangga. Aplikasi insektisida seminimal mungkin dengan sistem kabut. “Aplikasi dalam bentuk kabut menghasilkan residu lebih sedikit dibandingkan dengan semprot,” kata Rangga.

Teknologi ozon pun bisa menjadi solusi untuk menghilangkan residu pestisida. Caranya ozon diaplikasikan dalam bentuk gelembung pada air. Rangga menggunakan air kaya ozon untuk mencuci buah setelah panen.

“Mencuci melon selama 5 menit dengan air ozon bisa mengurangi residu pestisida,” kata Rangga. Faedah lain mencuci dengan air ozon juga memperpanjang masa simpan buah. Buah lebih bersih dari bakteri dan mikroorganisme yang mempercepat pembusukan buah. Itulah sebabnya melon Rangga lebih awet hingga 3 pekan setelah panen.

 “Rekor penyimpanan sebetulnya bisa hingga 5 pekan, buah masih layak konsumsi hanya tangkai buah sudah menguning,” kata Rangga. Lazimnya melon menunjukan gejala busuk pada 7—10 hari usai panen.

Penyimpanan  awet itu tentu jika bersinergi dengan tepat mengatur suhu saat pascapanen. Menurut Rangga buah awet jika fluktuasi suhu saat penyimpanan, pengiriman ,dan rak pajang pasar swalayan tidak lebih dari 3oC. Artinya jika suhu di rak pajang 5—8oC pada suhu itu pula dipertahankan saat penyimpanan dan pengiriman.

Penyimpanan hingga di bawah titik beku berpotensi membuat buah basah saat pengiriman atau di rak pajang. Buah basah berpotensi terserang cendawan sehingga cepat busuk.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Sang Juara  Festival II Durian Padang Ulak Tanding

Trubus.id–Festival Durian II yang berlangsung di Pasar Padang Ulak Tanding (PUT),  Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu pada 19–20 Januari 2025...
- Advertisement -

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img