Monday, September 9, 2024

Teliti Daging Sintetis, Mahasiswa Universitas Jember Raih Pengalaman Kuliah di Jerman

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.id — Daging sintesis mungkin terdengar asing. Tidak hanya itu, pembahasan daging sintetis masih mengandung sisi pro dan kontra. Keberadaan daging sintetis makin mengemuka saat Bill Gates menyerukan negara kaya mulai mempertimbangkan pengembangan daging sintetis guna menanggulangi pemanasan global.

Terlepas dari itu, siapa sangka Oryza Sativa Roshaney, mahasiswa Universitas Jember, berhasil meraih pengalaman kuliah di Jerman berkat penelitiannya pada daging sintetis.

Mahasiswa dari Program Studi Biologi, FMIPA, Universitas Jember, itu merasakan kuliah selama satu semester di Bio Lebensmittel und Verfahrens Technologie (BLVT) Flensburg University of Applied Science, Jerman.

Ocha—sapaan akrab Oryza Sativa Roshaney— yang baru pulang ke Tanah Air menceritakan pengalaman selama kuliah di Jerman. “Kebetulan ada program International Credit Transfer dari Deutscher Akademischer Austauschdienst (DAAD), yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa jenjang sarjana mengikuti kuliah selama satu semester di perguruan tinggi di Jerman,” kata  Ocha.

Ia memutuskan untuk ikut mendaftar karena melihat ada peluang. Apalagi, Universitas Jember sudah memiliki kerja sama dengan Flensburg University of Applied Science.

Selain harus mempersiapkan syarat administrasi, perempuan kelahiran Malang itu juga diminta membuat esai perencanaanyang memuat riset bidang bioteknologi yang akan dilakukan di Jerman.

Akhirnya, Ocha memilih riset mengenai daging sintetis. Selain belum banyak diteliti di Indonesia, ternyata riset mengenai daging sintetis juga ditawarkan dalam program International Credit Transfer.

Setelah mengumpulkan semua persyaratan, saat pengumuman Ocha berhasil lolos bersama rekannya Khilfa Yahya. Mereka bergabung dengan peserta lainnya dari seluruh dunia dan memulai kuliah di Jerman pada 24 September 2022 lalu.

“Saya tertarik meneliti daging sintetis karena walaupun masih pro dan kontra namun punya potensi besar, misal dalam bidang kesehatan,” kata Ocha, dikutip dari laman Universitas Jember.

Dengan adanya daging sintetis, bisa meminimalkan percobaan kepada hewan atau manusia. Pengembangan daging sintetis juga diproyeksikan dapat mengurangi gas metana yang dihasilkan peternakan yang berkontribusi bagi kerusakan atmofser sehingga meningkatkan pemanasan global.

Sementara itu, menurutnya, untuk pengembangan daging sintetis untuk sisi konsumsi masih menjadi polemik. Hal itu dikhawatirkan dapat mematikan usaha peternak. Belum lagi dengan perdebatan mengenai dampak mengonsumsi daging sintetis berikut sisi etika dan pandangan agama.

Selama mengikuti kuliah di BLVT Flensburg University of Applied Science, Ocha meneliti hormon pertumbuhan apa yang paling baik untuk pertumbuhan daging sintetis di bawah bimbingan Dr. Holger Rehmann.

“Secara sederhana, pembuatan daging sintetis dimulai dengan pengambilan sel dari hewan ternak untuk kemudian diberi hormon pertumbuhan dalam proses in vitro di laboratorium hingga kemudian menjadi daging seperti yang kita kenal,” papar Ocha.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Melalui Edukasi dan Promosi, Komunitas Acteavist Indonesia Aktif Kenalkan Teh ke Generasi Muda

Trubus.id–Komunitas Acteavist Indonesia aktif memperkenalkan teh ke generasi milenial melalui edukasi dan promosi.  Salah satu penggagas Acteavist Indonesia, Cakra...
- Advertisement -
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img