Peperomia variegata yang elok dan kompak ideal “menghijaukan” teras.

Trubus — Ruang yang terbatas sering menjadi biang keladi alasan hilangnya ruang terbuka hijau. Menurut pemilik Hans Garden, di Tangerang Selatan, Provinsi Banten, Handry Chuhairy, di negara-negara maju di Eropa—lebih dahulu mengalami keterbatasan lahan—mengenal konsep patio plant yaitu tanaman teras. Istilah itu diambil dari wilayah yang iklimnya berada dalam pengaruh padang pasir seperti di negeri-negeri berbahasa Arab.

tanaman lain hijau polos.
Orang-orang kaya di sana hanya dapat menikmati hijaunya tanaman dengan membangun taman di tengah rumah sehingga terlindung dari ganasnya iklim gurun. Istilah patio plant lalu meluas menjadi tanaman teras yang memberi kesegaran ke dalam rumah yang berada di tengah perkotaan yang padat. Patio bagai sebuah oasis di tengah hiruk-pikuk kota besar yang gersang.
Tampil kompak
Handry mengatakan, “Indikator tren patio terlihat dari hadirnya pot-pot kecil berwarna-warni dengan beragam bentuk. Dahulu pot paling hanya berwarna hitam atau merah bata.” Menurut Handry syarat patio plant yang baik adalah berukuran katai atau dwarf, bandel, dan tentu eksklusif. Dwarf maksudnya lebar dan tinggi tajuk kurang 20—40 cm sehingga dapat tumbuh di pot yang diletakkan di atas teras atau meja.
Bandel artinya mampu beradaptasi dengan pada ruang dengan sinar terbuka maupun ternaungi karena setiap kondisi tempat tinggal berbeda-beda. Terakhir, “Pilih tanaman yang ekslusif dan cantik biar tidak terkesan murahan,” kata Handry. Peperomia variegata termasuk tanaman yang cocok untuk patio plant. Ukuran tajuk tanaman maksimal 40 cm. Ia juga bandel karena dapat tumbuh dengan baik meski ternaungi atau terpapar sinar matahari terbuka.

Sosoknya juga ekslusif karena variegata yang langka dan cantik karena tumbuh kompak. “Kini mulai banyak muncul peperomia variegata yang cantik dari tangan pemain tanaman hias lokal. Sebelumnya mencari yang variegata sulit,” kata Handry. Dahulu peperomia yang berasal dari Brasil lebih banyak dikenal sebagai tanaman hias yang melulu hijau atau bergaris putih keperakan.
Sebut saja Peperomia caperata yang lebih dikenal sebagai peperomia riak zamrud yang warnanya hijau semata. Demikaian pula dengan Peperomia obtusifolia yang warnanya hijau polos. Umumnya meraka juga tumbuh ringkih sehingga sulit tampil kompak di atas pot. Bahkan masih banyak anggota masyarakat yang hanya mengenal spesies peperomia sebagai gulma atau herbal.

Kini peperomia seperti Peperomia caperata variegata dengan warna putih kekuningan dapat tampil cantik dan menawan. Pun Peperomia obtusifolia variegata, Peperomia argyreia variegata, Peperomia verschaffeltii variegata, dan Peperomia raindrop variegata yang semuanya tampil kompak. Kelimanya dapat tampil karena bertangkai lebih pendek dan vigor sehingga kokoh.
Muncul variegata
Akhir-akhir ini muncul banyak peperomia yang mengalami kelainan variegata diakui juga oleh Edhi Sandra, pemilik Esha Flora, di Bogor, Jawa Barat. Menurut Edhi di laboratorium kelainan warna dapat dipicu kemunculannya dengan bahan kimia seperti etil metil sulfonat atau EMS. Demikian pula paparan bahan kimia yang bersifat karsinogen atau bahan kimia sintetis berdampak pada gangguan replikasi Deoxyribo Nucleic Acid (DNA) tanaman sehingga memicu lahirnya kelainan warna. “Di laboratorium kelainan itu dapat dirancang,” kata Edhi.

Di kalangan pemain tanaman hias, beragam gangguan seperti radiasi sinar matahari ekstrem bahkan polusi dari pestisida sintetis dapat berpengaruh terhadap peluang kemunculan variegata. Praktik perbanyakan tanaman yang terus menerus dengan beragam perlakuan juga membuat peluang munculnya kelainan atau mutasi semakin tinggi. Saat diperbanyak sel-sel yang mengalami mutasi berpeluang menjadi titik tumbuh lalu berkembang menjadi individu tanaman.
Menurut Edhi pada tanaman hias makin banyaknya sel mutasi yang tumbuh lalu berkembang menjadi individu tanaman berdampak positif. “Kolektor menyukai tanaman yang kelainan karena lebih langka sehingga menguntungkan,” kata Edhi. Bahkan, menurut Edhi saat menjadi individu tanaman belum tentu sifat tersebut dapat diwariskan dengan cara perbanyakan biasa karena berpotensi kembali ke sifat aslinya.
Hal itu dibuktikan oleh Handry Chuhaery. Peperomia biasa dapat diperbanyak dengan setek daun. Namun, peperomia variegata yang diperbanyak dengan setek daun sering kali kembali ke sifat aslinya yaitu hijau. Pada peperomia sifat variegata hanya stabil bila perbanyakan dilakukan dengan memisahkan klaster-klaster batang. “Secara umum meskipun kini banyak lahir variegata, populasinya tetap lebih langka,” kata Handry. (Destika Cahyana)