Tanaman penghijauan unik dalam bentuk topiari. Kehadirannya menambah estetika kota.

Trubus — Kawasan pemukiman di Zundert, North Brabant, Belanda, sangat tertata rapi. Yang paling menarik perhatian adalah deretan tanaman penghijauan small-leaved lime Tilia cordata yang bertajuk seperti terali (espalier). Tajuk tanaman itu saling menyambung sehingga menyerupai pagar, meskipun jarak ke tanah sekitar 1,5 meter. Bukan seperti lazimnya pagar yang menyentuh tanah.

Tanaman di kota yang ditempuh sekitar dua jam menggunakan kereta api dari Bandara Schiphol, Amsterdam, itu memiliki 4 cabang mendatar di kedua sisi. Penghijauan dengan model tanaman itu belum ada di di Indonesia.
Lazimnya pengelola perumahan memilih tanaman peneduh bertajuk lebar dan berdaun lebat. Menurut ahli lanskap di Jakarta, Maria Liopisa, Indonesia sejatinya memiliki tanaman espalier. Ario A Susanto dan rekan dari Program Studi Arsitektur Lanskap, Institut Pertanian Bogor, pernah membuat espalier menggunakan Ficus repens dan Bromeliads sp. Namun, para perancang taman belum memanfaatkannya. Padahal, kehadiran tanaman terali itu amat elok. Perawatannya pun relatif mudah.
Tajuk

Tanaman bertajuk esplier juga dapat digunakan sebagai pembatas kebun. Pekarangan atau taman yang berisi tanaman bertajuk espalier terkesan terbuka dan lapang. Jurnalis Majalah Kehakaset di Thailand, Supanee Na Songkhla, yang mengunjungi pameran tanaman taman dan hias, GrootGroenPlus 2018 pun mengatakan tidak ada penghijauan seperti itu di negerinya.
Pameran yang berlangsung pada 3—5 Oktober 2018 itu diikuti beberapa nurseri spesialis produsen tanaman bertajuk aneka rupa seperti Vormboomkwekerij Ruud van den Berk. Selain tanaman bertajuk espalier, nurseri asal Sint-Oedenrode, North Brabant, itu juga menyediakan tanaman beragam tajuk seperti layar (screen), kotak (box), dan atap (roof).

Nurseri yang berdiri pada 1998 itu memanfaatkan beragam spesies seperti amber Liquidambar styraciflua, linden eropa Tilia europaea ‘Pallida’, dan london plane Platanus x hispanica untuk membentuk tajuk layar. Adapun tanaman yang pas untuk membentuk tajuk kotak adalah Acer campestre, hornbeam Carpinus betulus, dan beech Fagus sylvatica. Spesies paling pas untuk membentuk tajuk atap adalah apel liar Malus ‘Evereste’ dan persian iron wood Parrotia persica.
Dosen di Divisi Manajemen Lanskap, Departemen Aristektur Lanskap, IPB, Dr. Syartinilia, S.P., M.Si., mengatakan beragam spesies di Indonesia berpeluang dibentuk serupa. Sekadar menyebut contoh adalah pucuk merah Syzygium oleana yang bisa dibentuk kotak. “Kunci tanaman topiari adalah pemangkasan,” kata alumnus Global Agricultural Sciences, Graduate School of Agricultural and Life Sciences, The University of Tokyo, itu.

Bagian penjualan Vormboomkwekerij Ruud van den Berk, Ruud van den Berk, menyatakan cara membuat tanaman bertajuk layar pun hampir mirip dengan pembuatan espalier. Pekerja di nurseri memanfaatkan tanaman muda, membengkokkan dan mengikat cabangnya ke kerangka. Mereka kemudian memangkasnya jika tanaman sudah sesuai rangka tanaman bertajuk layar seolah-olah membuat pagar seketika di udara. Tanaman itu cocok digunakan sebagai tanaman pembatas di taman. Sementara untuk membuat tanaman bertajuk kotak, Ruud hanya memangkas dan membentuk tajuk tanaman itu menjadi kotak atau bentuk lain seperti persegi panjang.
Saat ini tanaman bertajuk kotak menjadi ikon suatu desain taman kontemporer. Bentuk tajuk lainnya yaitu atap. Pekerja mesti memangkas cabang bawah dan hanya menyisakan dua cabang teratas yang nantinya membentuk tajuk menyerupai atap. Tanaman bertajuk atap menjadi naungan alami ketika musim panas dan suasana menarik sepanjang tahun. Sejatinya tidak hanya tanaman taman yang dibentuk tajuknya. Tanaman buah seperti pir pun lazim bertajuk espalier di Belanda. (Riefza Vebriansyah)