Warna biru solid, proporsional, dan berserit tebal menjadi kunci kemenangan penghuni akuarium 10 itu. “Ia pun terkesan mewah dan memiliki jarak antarserit yang nyaris sama besar,” ucap Ever Tagoli, juri asal Bandung.
Saingan terberat sang grand champion datang dari kampiun senior maskot. Ikan yang juga milik Agung Karim dari Bekasi itu hanya kalah di penilaian kerapian serit. Jarak antarserit tidak sama rata. Namun, warna kalah dengan sang grand champion.
Yang menarik, kampiun di kelas double tail pada Aquarama 2003 milik Eddy Chandra tak berhasil menuai satu gelar pun. Ikan milik hobiis yang berdomisili di Jerman itu takluk oleh cupang-cupang tanah air. “Di luar boleh berjaya tapi di sini saingannya berat-berat,” ucap Gunawan hobiis di Pejompongan Baru, Jakarta.
Germany yellow
Di kategori guppy, german yellow milik Arman yang turun di kelas noncorak muncul sebagai peraih grand champion. Ikan bertubuh putih dengan sirip ekor hitam semburat kuning itu sukses menyisihkan kampiun kelas corak dari jenis blue varigated milik Banjarmasin Fish Club. Tiga juri masing-masing Ever Tagoli, Bambang Eka Perkasa, dan M Kamil, seluruhnya memilih kampiun noncorak itu.
“Warna merata, sirip lebar, dan jarang ada,” tutur Ever. Sang pecundang sebetulnya tak kalah bagus. Namun, lomba yang masing-masing harus diisi 3 ikan serupa itu, 2 di antaranya bertubuh lebih besar.
Ketatnya persaingan justru terjadi di kategori maskoki. Maklum ikan yang turun semuanya berkualitas. Beberapa jawara seperti blackmoor peringkat 2 di Guangzhou Goldfi sh Competition 2003 turut ambil bagian. Meski demikian, “Khususnya di kelas ranchu ada penurunan kualitas,” ucap Ir Fatono, juri asal Jakarta. Padahal di sana bercokol kampiun Indofi sh 2003.
Setelah melakukan penilaian ulang dan diselingi diskusi, 2 juri asal Indonesia dan 1 asal Malaysia menobatkan Sakura, blackmoor milik Harsono asal Jakarta sebagai yang terbaik di Aquavaganza 2003. Kampiun di kelas open jumbo dengan nilai 2.555 itu menghempaskan perlawanan saingan beratnya, kampiun kelas tossa senior penghuni akuarium 50.
Singkat
Kontes Aquavaganza 2003 diselenggarakan untuk memeriahkan 1st Indonesian Marine & Seafood 2003. Lomba yang mengambil tempat di Hall A Jakarta Hilton Convention Center (JHCC) itu berlangsung 13—16 Desember 2003. “Karena persiapannya dadakan banyak peserta kami tolak,” ucap Andre dari Andre Humanika, ketua panitia kontes.
Toh, dalam jumlah peserta kontes perdana ini mencatat rekor. Peserta untuk guppy, cupang, dan maskoki diakui yang terbanyak dibandingkan kontes-kontes serupa. “Ini yang terbesar untuk 2003,” ucap Gunawan, panitia pelaksana lomba. Untuk guppy, cupang, dan maskoki terdaftar masing-masing 42, 179, dan 94 peserta. Setiap juara menerima piala dari Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia.
Tak hanya peserta lokal, peserta mancanegara pun ikut tampil. Di kategori cupang tercatat 2 peserta asal Jerman dan Singapura turun gelanggang. Kelson SAY asal Singapura pulang dengan membawa piala. Satu dari dua cupang yang diikutkannya meraup kampiun di kelas halfmoon. (Dian Adijaya S)