Trubus.id–Kutu daun salah satu hama utama yang sering menyerang tanaman cabai. Biasanya berukuran sekitar 2–4 mm, berwarna hijau, kuning, atau hitam, dan dapat berkembang biak dengan cepat.
Kutu daun menyerang dengan cara mengisap cairan di daun, batang muda, atau pucuk tanaman, sehingga menyebabkan kerusakan pada tanaman. Berikut penelitian mengendalikan kutu daun dengan bahan alami.
Ramuan 1
Anda dapat memanfaatkan bawang putih, serai, dan daun sirsak. Wahyu Eko Pranoto dan tim dari Universitas Islam Malang, Jawa Timur, menggunakan berbagai macam konsentrasi ekstrak ketiga tanaman itu (0%, 10%, 20%, 30%, dan 40%).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada konsentrasi 40% ketiga ekstrak tanaman itu membunuh 43,6% kutu daun cabai rawit. Makin tinggi konsentrasi larutan semakin berpengaruh terhadap kematian kutu daun.
Alasannya makin tinggi konsentrasi kandungan bahan aktif larutan pestisida nabati menghasilkan daya racun yang semakin besar. Flavonoid dalam daun sirsak juga ampuh membunuh kutu daun cabai rawit. ***
Ramuan 2
Ari Buana Simatupang dan rekan dari Universitas Labuhanbatu, Sumatra Utara, menggunakan asap cair tempurung kelapa 3% sebagai pestisida alami. Pemberian pestisida asap cair dengan cara semprot.
Hasil penelitian menunjukkan aplikasi larutan asap cair setiap 2 hari hanya menyisakan 4 kutu daun. Sementara populasi kutu daun pada tanaman tanpa perlakuan mencapai 8,4 ekor.
Artinya tingkat serangan kutu daun pada tanaman cabai merah yang diberikan asap cair tempurung kelapa hanya 22,4%. Serangan itu tergolong rendah. Asap cair mengandung senyawa fenol yang berperan mencegah serangan hama dan penyakit pada tanaman.
Ramuan 3
Penelitian di Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi, oleh M. Ridwan dan Budi Prastia di Fakultas Pertanian, Universitas Muara Bungo mengungkap manfaat campuran pestisida nabati.
Pestisida nabati itu berbahan kunyit, gadung, dan abu dapur dalam mengatasi hama vektor seperti aphid dan trips pada tanaman cabai.
Periset menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan (tanpa perlakuan, 10 ml/l, 15 ml/l, dan 20 ml/l). Hasil menunjukkan konsentrasi 15 ml/l (K2) menjadi yang paling efektif.
Serangan hama dapat ditekan hingga 98,33%, dengan intensitas serangan hanya 1,67%. Dampaknya terlihat pada tanaman yang lebih sehat, cabang produktif lebih banyak, dan batang lebih besar.