Trubus.id— Bisnis tanaman hias sangat menjanjikan baik di pasar dalam dan luar negeri. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis ekspor tanaman hias sebanyak 20.300 ton atau naik 11,5% pada 2021 dibandingkan dengan 2020. Nilai ekspor tanaman hias juga meningkat 10% dari semula US$ 19,9 juta pada 2020 menjadi US$ 21,9 juta pada 2021.
Kebutuhan tanaman hias di dunia pun terus meningkat terutama dari kawasan Timur Tengah, Eropa, Asia Timur, dan Amerika Serikat. Indonesia berpeluang menjadi pemain utama. Pasalnya sejumlah tanaman hias yang diproduksi di tanah air seperti platycerium dan kuping gajah berhasil merebut pasar internasional.

Sebut saja Rico Rusdiansyah menjual 1.000 platycerium mini berbagai jenis seharga Rp50.000 per tanaman pada Oktober 2023. Tanaman berukuran mini berciri adanya daun fertil yang pendek dan belum pecah.
Platycerium mempunyai dua jenis daun yakni steril dan fertil. Daun steril tumbuh tegak dan lebar menutupi rimpang, sedangkan daun fertil tumbuh menjuntai. Perniagaan itu mendatangkan omzet Rp50 juta.
Sayangnya, Rico belum bisa memprediksi jenis platycerium yang bakal moncer pada 2024. “Pasar platycerium terbuka untuk semua jenis baik spesies maupun hibrida,” ujar pebisnis tanaman hias di Kota Depok, Provinsi Jawa Barat, itu.
Dahulu tidak banyak orang yang menyukai simbar menjangan, nama lain platycerium. Kini penggemar platycerium nyaris dari semua kalangan usia maupun kelas.
Mengapa banyak orang menggandrungi platycerium? Alasannya platycerium memiliki bentuk daun yang eksotis. Lembaran daun bercabang di ujung dengan warna atraktif seperti hijau muda, hijau tua, bahkan perak.
Pehobi biasanya meletakkan platycerium sebagai elemen taman bernuansa tropis. Rico memprediksi platycerium menjadi primadona pada 2024. Tanaman itu memiliki penampilan atraktif dan hadir dengan beragam rupa.
Selain platycerium, bisnis kuping gajah juga diprediksi cemerlang pada 2024. Menurut pebisnis tanaman hias di Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Noldy Topan Mahieu, laju perniagaan kuping gajah cukup kencang sepanjang 2023 dan melesat pada 2024.

Ketika berkunjung ke pameran di Thailand, Noldy menjual Anthurium clarinervium king berdaun 5 senilai 200.000 baht setara Rp88,4 juta. Sejak itu permintaan kuping gajah berdatangan dari Thailand. Noldy belum mampu memenuhi permintaan dari konsumen di Negeri Gajah Putih itu.
Musababnya jumlah tanaman dewasa terbatas. Konsumen bahkan harus memesan terlebih dahulu untuk mendapatkan king clarinervium. Noldy fokus memperbanyak tanaman dahulu. Pemilik nurseri Duta Hijau itu juga mendatangkan 40 kuping gajah dari Ekuador. Ia memanfaatkan puluhan kuping gajah itu sebagai calon indukan.
Anda bisa membacanya lebih lanjut di Majalah Trubus Edisi 650 Januari 2024. Majalah Trubus mengupas tuntas prospek agribisnis 2024. Dapatkan Majalah Trubus Edisi 650 Januari 2024 di Trubus Online Shop atau hubungi WhatsApp admin pemasaran Majalah Trubus.