Tuesday, February 18, 2025

Tren Tanaman Hias: Dari Masa ke Masa

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.id–Tren tanaman hias memberikan euforia alias kegembiraan yang sangat bagi pehobi, pekebun, pedagang, dan importir. Hobiis gembira   saat   menikmati   pesona bunga, karakter tanaman, keunikan, atau eksotisme tanaman hias berdasarkan jenisnya. 

Sementara tiga yang disebut terakhir gembira ketika gemerincing rupiah mengalir ke pundi-pundi mereka. Bak dunia fesyen, seperti itu pula tanaman hias. Selalu ada yang baru dan menarik untuk ditampilkan.

“Kehadiran jenis baru memang sangat penting dalam bisnis tanaman hias. Dengan begitu pasar akan bergairah,” kata Chandra Gunawan, pemilik nurseri Godongijo.

Sejumlah tanaman hias juga pernah menghiasi topik utama Majalah Trubus. Berikut perjalanan dan kepopuleran tanaman hias dari masa ke masa.

  1. Anggrek Phalaenopsis  (2001), ramainya pasar phalaenopsis lokal berdampak positif kepada pekebun di berbagai daerah. Tingkat kesulitan yang tinggi dan lambatnya pertumbuhan anggrek menciptakan peluang.
  2. Anggrek Dendrobium  (2002), peluang bisnis di segmen pembungaan dendrobium dimana dalam waktu 4 bulan modal pekebun bisa kembali berlipat. Inilah segmen dengan risiko terkecil, cocok untuk pemula.
  3. Euphorbia  (2004), peluang bisnis di halaman sempit dengan budidaya euphorbia. Dengan memperbanyak dan merawat euphorbia di sepetak tanah 40 m2 di halaman belakang rumah dapat memberikan pendapatan rata-rata Rp9 juta sebulan dari penjualan euphorbia.
  4. Aglaonema (2005, 2006, 2008, 2009, 2021), Aglaonema naik daun pada 2005. Pasalnya mudah dirawat, cocok sebagai tanaman indoor, dan penampilannya menarik dengan warna dan corak beragam. Sang ratu daun pun menjadi primadona lantaran dengan luasan terbatas bisa mendatangkan omzet jutaan rupiah. Bisnisnya yang besar membuat aglaonema diangkat  sebagai topik di Majalah Trubus sebanyak 6 kali, yaitu Februari 2005, Maret dan Desember 2006, Maret 2008, April 2009, Juni 2021, dan Juni 2021.
  5. Adenium  (2005, 2007), penampilan semarak bunga dengan beragam warna menjadi daya tarik Adenium obesum. Tren adenium berlangsung sejak 2005. Permintaan adenium semakin marak dengan kehadiran adenium baru berbunga tumpuk dan berwarna kuning pada 2007. Selain obesum, Adenium arabicum juga tren di tanahair pada 2007. Arabicum lebih menonjolkan penampilan karakter tanamannya.
  6. Nepenthes  (2006), tren tanaman hias berlanjut ke nepenthes yang digandrungi pada 2006. Penampilan tanaman pemakan serangga itu memang impresif. Dari ujung daun, keluar kantong yang punya bentuk dan corak beragam. Bentuk kantong di bagian bawah dan atas pun berbeda. Misal kantong roset dan kantong bawah N. rafflesiana lebih bulat dan bersayap. Sementara kantong atas memanjang, ramping seperti corong, dan tidak memiliki sayap.
  7. Anthurium (2006,  2007, 2014, 2020), pada 2006—2007 bisnis anthurium menjadi yang paling spektakuler. Banyak yang untung dan banyak juga yang buntung. Anthurium gelombang cinta yang semula hanya berharga puluhan ribu per pot itu naik menjadi hingga ratusan juta rupiah per pot. Namun pada pada akhir 2007 harga kembali jatuh. Pasar anthurium kembali marak pada 2014 dimana lahir varietas baru berdaun warna merah.
  8. Caladium  (2007), corak daun dan warna beragam menjadi salah satu faktor caladium diminati pehobi tanaman hias. Varietas baru pun banyak didatangkan dari Thailand.
  9. Pachypodium  (2007), konsumen mulai jenuh dengan tanaman hias yang ada. Mereka butuh selingan tanaman baru. Pachypodium jadi pilihan lantaran berkerabat dekat dengan adenium yang tengah naik daun.
  10. Sansevieria  (2008), tren sansevieria tak hanya terjadi di tanahair tapi juga di mancanegara. Filipina dan Thailand pun keranjingan lidah naga. Karenanya harga di pasar dunia naik 30—50% sejak Januari 2008.
  11. Kaktus  (2009), kehadiran kaktus mutasi, baik warna maupun bentuk, menjadi daya tarik tren kaktus pada 2009. Salah satunya Ariocarpus fissuratus “godzilla”. Penampilannya aneh. Sepintas  mirip kembang mawar—berlapis-lapis membentuk mahkota, tapi warna “helaian  kelopak” hijau, tebal, dan bergerinjul seperti brokoli. mahkotanya 2 buah dan berdempet. Di setiap puncak mahkota ada rambut- rambut halus berwarna putih.
  12. Monstera  (2020), dunia demam monstera. Permintaan tanaman hias daun itu melonjak. Harga terkerek hingga puluhan juta rupiah per lembar daun. Jenis monstera beragam. Namun, secara umum pasar monstera terbagi menjadi kelas bawah, menengah, dan premium. 
  13. Platycerium  (2024), tren tanaman hias platycerium makin naik. Pergerakan pasar secara perlahan meningkat, bukan hanya pasar domestik namun pasar mancanegara juga terbuka.
- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Olahan Bawang Merah di Probolinggo Tembus Pasar Ekspor 

Trubus.id–Nurul Khotimah mengirimkan bawang goreng empat hingga lima kali setahun ke ke Singapura, Korea Selatan, Jepang, atau Kanada. Setiap...
- Advertisement -

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img