Trubus.id— Pohon aren menjadi salah satu komoditas perkebunan yang memiliki potensi nilai ekonomi tinggi. Pekebun biasa memanen nira aren untuk dijual atau diolah menjadi minuman segar, sirop aren, dan beragam bentuk gula (cair, semut, dan keping).
Kendati demikian, ada tujuh fakta menarik yang jarang diketahui masyarakat umum seputar aren, sebagai berikut.
1. Kongres botani internasional di Wina pada 1917 secara resmi menyebutkan nama ilmiah aren yakni Arenga pinnata. Sementara di Indonesia, aren memiliki banyak nama lokal seperti bakjuk atau bakjok dalam bahasa Aceh, pola (Karo), dan hano (Bali).
2. Komersialisasi serat tanaman aren diduga ada sejak 1416 pada masa Kesultanan Malaka. Lalu pada 1800, aren ditanam oleh British East India Company di Penang. Tujuannya menghasilkan tali dengan daya tahan tinggi yang terbuat dari serat aren.
3. Naturalis Inggris Alfred Russel Wallace menjelajah Pulau Sulawesi 150 tahun lalu. Wallace menyebutkan dalam buku miliknya The Malay Archipelago, tanaman aren (Arenga pinnata) dimanfaatkan masyarakat Sulawesi sebagai bahan baku pembuatan gula.
4. Cerita asal-usul pohon aren identik dengan suku Rejang di Provinsi Bengkulu. Hikayat itu mengisahkan bahwa pohon aren tumbuh dari pusara seorang perempuan bernama Putri Sedaro Putih.
5. Gula aren menyediakan energi lebih tinggi daripada gula tebu. Gula tanaman anggota famili Arecaceae itu mengandung sekitar 84% sukrosa. Bandingkan dengan gula tebu hanya 20%.
6. Inti biji berwarna putih agak bening yang disebut kolang-kaling bermanfaat untuk penderita osteoporosis. Musababnya dalam 100 g kolang-kaling mengandung 91 mg kalsium yang berfaedah untuk kesehatan tulang.
7. Nira aren berpotensi menjadi bioetanol atau bahan pengganti bahan bakar nabati. Seliter bioetanol berkadar 90—99% membutuhkan 14 liter nira. 8. Masyarakat Toba mengenal aren dengan sebutan bagot. Sadapan yang diambil dari mayang enau atau aren itu dibuat menjadi minuman bernama tuak.