Trubus.id— Saat ini banyak peternak sadar betapa pentingnya serangga dalam budidaya walet. Mengandalkan kemurahan alam tak bisa terus berlanjut akibat kerusakan hutan dan pembukaan lahan baru untuk perumahan.
Ketersediaan pakan semakin parah saat kemarau, karena produksi serangga anjlok. Akibatnya, untuk mempertahankan diri saja burung harus berjuang keras. Bahkan, tidak sedikit burung mati karena kekurangan pakan. Lebih-lebih untuk menghasilkan sarang.
Kalau pun bisa, sarang yang dibuat kecil dan tipis. Beragam cara ditempuh peternak untuk menyediakan pakan, seperti menumpuk gabah, singkong, atau buah pisang di bawah lubang keluar-masuk di dalam gedung.
Dari bahan itu diharapkan keluar kemrutu—kutu-kutu kecil—pakan walet. Cara lain, menanam rengas, beringin, waru, tebu, petaicina, dan pisang di lingkungan rumah. Meski tidak mencukupi, tambahan pakan sangat berguna saat ketersediaan pakan di alam berkurang.
Idealnya jumlah pakan alami buatan dapat mencukupi kebutuhan masing-masing gedung. Walet tak usah repot-repot mencari pakan. Di alam, jumlah dan jenis serangga pakan walet beragam. Salah satunya, lalat buah Drosophila sp.
Wajar, bila banyak peternak kemudian mengonggokkan tumpukan pisang, nanas, atau pepaya di pojok-pojok gedung. Tujuannya untuk memancing lalat buah datang sebagai pakan walet.
Ada pula yang memasukkan cacahan gaplek atau gabah di karung ke dalam rumah walet. Tak tanggung-tanggung tonasenya mencapai 2 ton di setiap gedung. Cara itu membuahkan hasil, setelah sebulan muncul serangga-serangga kecil.
Hanya saja, timbul aroma apek dan suhu di ruangan agak sedikit panas. Sebab, layaknya pupuk kandang, saat pematangan material mengeluarkan panas. Teknik-teknik menghasilkan serangga terus berkembang. Salah satunya, serbuk penumbuh serangga, seperti AS46 dan Magic Powder Walet Mas.
Masing-masing bahan menumbuhkan jenis serangga berbeda. Contohnya, Magic Powder menghasilkan lalat buah; AS46, serangga kecil sejenis wereng. Serbuk itu terbuat dari bahan-bahan alami sehingga aman bagi manusia dan lingkungan.
