Trubus.id – Di Kota Bontang, Provinsi Kalimantan Timur, sekelompok warga yang tergabung dalam Kelompok Cangkang Salona berhasil mengubah limbah cangkang rajungan menjadi produk bernilai tinggi. Sejak berdiri pada 2018, kelompok ini memproduksi sekitar 60 kilogram kitin dari 150 kilogram limbah cangkang rajungan setiap bulan.
Kitin yang dihasilkan kemudian diolah menjadi kitosan cair, yang berfungsi sebagai pupuk organik cair (POC) untuk berbagai jenis tanaman, seperti sayur, buah, dan tanaman hias. Beberapa uji coba menunjukkan bahwa POC kitosan ini mampu meningkatkan produksi tanaman, termasuk padi dan bawang dayak.
Kandungan senyawa asam amino dalam POC dari limbah rajungan bertindak sebagai pemicu pertumbuhan tanaman atau growth promotor. Berkat inovasi ini, PT Pupuk Kaltim yang menjadi pembina kelompok mencatat bahwa hingga Desember 2022, mereka telah berhasil mengurangi 920 kilogram limbah cangkang rajungan.
Proses pengolahan limbah rajungan menjadi kitosan cukup panjang namun efisien. Dimulai dengan mencuci bersih limbah dan menjemurnya di atas jaring kayu berukuran 3×4 meter, kemudian dilakukan pemilahan bagian seperti jepit rajungan dan tempurung.
Tahap berikutnya adalah demineralisasi, yakni merendam limbah dalam larutan asam HCl untuk menghilangkan mineral, diikuti proses deprotenisasi menggunakan larutan basa untuk menghilangkan protein. Setelah dijemur hingga putih dan bertekstur seperti kulit, bahan disusutkan dari 3,5 kg menjadi sekitar 600 gram.
Kitin kemudian dikonversi menjadi kitosan melalui proses deasetilisasi dalam larutan basa, lalu ditambahkan larutan H₂O₂ hingga bahan menjadi rapuh dan cerah. Hasilnya adalah serbuk kitosan yang kemudian dilarutkan dalam air dan asam asetat untuk menghasilkan kitosan cair siap pakai yang berwarna kekuningan.
Inovasi ini tidak hanya memberi manfaat ekonomi dan lingkungan, tetapi juga menunjukkan potensi besar dari pengelolaan limbah menjadi produk pertanian berkelanjutan.