Friday, September 22, 2023

Uni Pawitrasari Pohan Laba Melimpah dari Samping Rumah

Rekomendasi
- Advertisement -

Jumlah itu di luar dugaan ibu 3 anak itu. Hari pertama pameran, Uni hanya memajang aglaonema sekitar 40% dari total display, sisanya euphorbia dan adenium. ‘Tapi yang laku justru aglaonema,’ katanya. Dari 250 pot yang dipajang, tersisa 150 pot. Uni pun mulai kewalahan. Untuk menambah stok, ia terpaksa membeli dari nurseri-nurseri besar.

Hari berikutnya, jumlah aglaonema ditambah menjadi 60% dari total pajangan. Lagi-lagi laris manis. Setelah dihitung-hitung, ‘Omzet selama pameran mencapai Rp50-juta,’ ujar Uni. Dari jumlah itu, Uni meraup untung sekitar 20% atau Rp10-juta.

Pundi-pundi Uni tak hanya menggemuk saat pameran. Pascapameran, banyak pengunjung yang dulu bertandang ke stannya, kini menjadi pelanggan. Beberapa di antaranya bahkan menyambangi kediamannya di kawasan Cibubur, Jakarta Timur. Kini pelanggannya tak hanya dari Jakarta. ‘Bulan lalu saya mengirim pesanan ke Dumai, Riau,’ ujarnya. Meski tak seramai pameran, toh pendapatan Uni tetap melimpah, Rp2-juta per minggu. Saat akhir pekan, jumlahnya kian berlipat, ‘Saya pernah mendapat omzet hingga Rp7-juta dalam sehari,’ katanya.

Samping rumah

Ruang kosong di sisi rumahnya dimanfaatkan sebagai lokasi perbanyakan tanaman hias itu. Oleh karena itu banyak tamu heran ketika berkunjung. ‘Hah, nurserinya hanya seluas ini,’ kata Uni menirukan salah seorang pelanggannya asal Makassar saat berkunjung ke rumahnya. Ia terkejut saat mendapati SunGlo Nursery- nama nurseri milik Uni-hanya seluas 10,8 m x 2 m. Papan nama nurserinya pun belum terpasang. Puluhan koleksi aglaonema hanya terpajang di rak yang berjejer di koridor samping rumah. Pemandangan itu sangat kontras dengan nurseri-nurseri yang biasanya dilengkapi screen house atau jaring peneduh. ‘Maklum, saya kan baru mulai,’ ujarnya.

Pendapatan melimpah dari penjualan aglaonema tak pernah terbayangkan sebelumnya. Pasalnya, sejak perkenalannya dengan sri rejeki pada 2003, tak pernah terbersit untuk menjual koleksinya. ‘Saya hanya sekadar hobi merawat tanaman,’ katanya. Hobi itu ia tekuni sejak 1999.

Euphorbia

Mulanya, Uni jatuh hati pada euphorbia. Sejak ngetren pada 2000-an, alumnus Bond University, Australia itu getol berburu tanaman hias berduri itu. Selain euphorbia, Uni juga mengoleksi adenium. Ratusan euphorbia setinggi 50-100 cm tengah semarak bunga. Begitu pun adenium.

Perkenalannya dengan aglaonema sejak 2003. Ketika itu sang ibu sangat gemar mengoleksi siamese rainbow itu. Melihat koleksi aglaonema sang ibu yang tampak cantik, Uni tergugah untuk membeli aglaonema. Ibu dari Kara Chenoa Dhirabrata itu pun lantas memborong 3 aglaonema jenis black lipstick dari sebuah nurseri di Bogor. ‘Saya suka warnanya yang hijau pekat dengan warna merah di tepi daun,’ kata mantan atlet golf nasional junior itu. Ketiga black lipstick itu ia tebus masing-masing seharga Rp850-ribu.

Kepincut dengan penampilan aglaonema yang aduhai, Uni kian rutin berburu sri rejeki ke beberapa nurseri dan kolektor di sekitar Jakarta dan Bogor. ‘Setiap 2 pekan, saya memborong 5- 10 pot aglaonema aneka jenis,’ katanya. Namun, aglaonema yang ia buru jenis-jenis berharga sekitar Rp200.000-Rp300.000 per tanaman. Sekali belanja Uni merogoh kocek hingga Rp2-juta-Rp3-juta.

Kecintaan Uni pada sang ratu daun sempat membuat kecut sang suami. Pasalnya, Uni mulai melirik jenis-jenis aglaonema mahal. Sebut saja legacy yang ia tebus seharga Rp300.000 per daun. Ketika itu ia membeli legacy berdaun 5 lembar. Jika dihitung-hitung, banyak rupiah yang ia gelontorkan demi sang ratu. Dalam sebulan, setidaknya Rp20- juta ia gelontorkan untuk membeli aglaonema.

Selain itu, kegandrungannya pada aglaonema membuat cinta Uni terbagi. Setiap hari, waktunya ia habiskan untuk mengurusi sang ratu. Maklum, untuk merawat dan memperbanyak aglaonema dilakukan sendiri. ‘Kalau malam hari, tidur saya pun tidak nyenyak. Takut aglaonema saya dirusak anjing atau dicuri orang,’ katanya.

Kepincut bisnis

Setahun berselang, beberapa koleksi aglaonema miliknya mulai muncul anakan. Dari ketiga black lipstick koleksi pertamanya, masing-masing muncul 3 anakan. Suatu ketika, ada salah seorang rekan yang berani menukar satu anakan black lipstick berdaun 3 lembar dengan satu tanaman bernilai Rp200.000. ‘Wah, nilainya tinggi juga ya,’ ujarnya ketika itu.

Sejak itulah, Uni mulai memberanikan diri menjual aglaonema. Anakan black lipstick berdaun 3 lembar dibandrol Rp100.000 per daun atau Rp300.000 per tanaman. Tak dinyana, seorang pedagang tanaman hias berani memborong seluruh anakannya. Hasrat untuk memperbanyak koleksi aglaonema pun mulai terbersit. Beberapa indukan aglaonema kelas atas mulai dikoleksi, seperti miss thai, legacy, dan red peacock.

Uni pun berkeliling ke beberapa nurseri untuk mempelajari cara perbanyakan. Salah satunya teknik perbanyakan dengan mencacah batang. ‘Tapi saya belum berani mencoba untuk yang mahal,’ katanya. Ia mencobanya pada indukan jenis lady valentine dan butterfly. Batang kedua indukan itu dipotong-potong sepanjang 1-2 cm, lalu dibenamkan dalam pot berisi arang sekam.

Agar cepat tumbuh tunas, batang yang telah dicacah itu disimpan di tempat gelap dan lembap. Namun, karena fasilitas penyimpanan khusus untuk aglaonema yang diperbanyak belum ada, ia hanya menyimpan di belakang pot-pot aglaonema lainnya atau di kolong rak. Oleh sebab itu, ia terus merengek ke sang suami tercinta untuk dibuatkan screen house.

Kegigihan Uni meyakinkan sang suami akhirnya berakhir manis. Penghasilan menggiurkan dari penjualan aglaonema, meluluhkan hati sang suami. Kini, direktur sebuah perusahaan pupuk di Tangerang itu meluluskan permintaan sang istri yang berhasrat membuat screen house di halaman samping rumahnya. ‘Padahal lahan itu tempat anak-anak bermain bulutangkis,’ kata Uni.

Saat Trubus berkunjung, dua pohon kenanga tengah digali untuk dipindahkan. Untuk tahap awal, lahan seluas 25 m2 itu akan dinaungi jaring ‘Berikutnya baru dibuat screen house,’ ujar Uni. Kesuksesan meraup untung saat mengikuti pameran membuat Uni ketagihan. ‘Kalau ada pameran lagi saya mau ikut,’ katanya. Toh laba tak hanya melimpah dari lahan yang luas. Cukup di samping rumah. (Imam Wiguna/Peliput: Destika Cahyana)

 

- Advertisement -
- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Menteri Teten Dorong Hilirisasi Bawang Merah Brebes

Trubus.id— Pengembangan produk turunan bawang merah menjadi salah satu solusi mendorong kesejahteraan petani dan usaha kecil menengah (UKM) di...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img