Trubus.id — Cokelat nDalem Jogja dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), memproduksi beragam produk cokelat dengan berbagai varian rasa. Cokelat yang diproduksi oleh pasangan Meika Hazim dan Yuda itu, tidak hanya bercita rasa manis, tetapi terdapat kombinasi rasa pedas dari cabai.
Cokelat nDalem tercatat ada lima lini rasa yang minimal memiliki tiga varian rasa. Pertama, klasik yang terdiri atas 3 varian rasa antara lain dark, extra dark, dan less sugar dark chocolate. Cokelat itu mengandalkan kadar kakao dalam cita rasanya. Ciri khas lini rasa klasik menggunakan kemasan motif batik ala Yogyakarta.
Kedua, lini rasa pedas yang diolah dari cabai, jahe, dan mint. Ciri khas rasa pedas berupa kemasan kartun wayang seperti Bima, Wisanggeni, dan Gathotkaca.
Ketiga, lini rasa rempahnesia yang diolah dari cokelat dengan perisa ekstrak rempah seperti cengkih, serai, dan kayu manis. Ciri khas kemasan cokelat rempahnesia bergambar bregada (prajurit) Keraton Yogyakarta.
Keempat, lini rasa wedangan (wedang ronde, wedang uwuh, dan wedang bajigur) dengan rasa minuman tradisional. Ciri khas kemasan bergambar tempat-tempat penjualan wedang itu seperti Alun-alun Utara, Alun-alun Selatan, dan Imogiri.
Yang terakhir atau kelima adalah lini rasa kopinesia, yaitu perpaduan cokelat dan isian biji kopi arabika dari berbagai sentra produksi. Contohnya kopi Gayo dari Nangroe Aceh Darussalam (NAD), Merapi (DI Yogyakarta), Kintamani (Bali), dan Wamena (Papua). Ciri khas lini rasa kopinesia adalah ilustrasi tarian daerah tempat asal kopi.
Cokelat nDalem juga mengeluarkan produk cokelat bermerek Boenbeans berkadar kakao tinggi mencapai 64–100 persen.
“Kami menjamin tidak menambahkan bahan apa pun, kecuali gula pasir atau gula jawa,” kata Nurul, Sekretaris Cokelat nDalem.
Kemasan Boenbeans menceritakan siapa dan asal petani. Ada juga merek Oui berciri khas mengandung perisa buah dan yoghurt yang menyegarkan.
Cokelat nDalem juga bekerja sama dengan Pusat Studi Pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada (UGM) memadukan cokelat yang lezat dengan probiotik. Oleh karena itu, Cokelat nDalem menamakan produk tersebut dengan merek Chobio. Bakteri baik itu membantu penyerapan gizi dalam usus. Kehadiran Chobio untuk mengurangi angka stunting anak di Indonesia.
“Chobio kini bisa dinikmati siapa saja. Tak hanya enak, tetapi juga penuh manfaat,” ujar Nurul.
Perihal pemasaran tak hanya di Yogyakarta, tapi juga ke Pulau Sumatra dan Papua. Bahkan, hingga ke luar negeri melalui pemasaran daring. Pantas bila Cokelat nDalem bisa memperoleh omzet Rp50 juta–Rp60 juta per bulan.