Trubus.id— Warna madu pekat dari sarang lebah tanpa sengat itu cokelat kehitaman. Menurut pembudidaya madu trigona di Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Bangka Belitung, Willy, warna cokelat kehitaman itu salah satu ciri madu siap panen.
“Warna madu menjadi lebih gelap karena kandungan propolis pada sarang lebah tanpa sengat terlarut dalam madu,” kata pria yang juga beternak burung walet itu.
Hal itu senada dengan ucapan peneliti madu dari Universitas Padjadjaran, Dr. Mahani, S.P., M.Si. Pasalnya madu lebah tanpa sengat tersusun atas propolis. Propolis adalah zat resin yang memiliki kandungan antioksidan tinggi.
Secara alamiah propolis terlarut dalam madu lebah tanpa sengat. Oleh karena itu, kandungan fitokimia madu dari lebah tanpa sengat lebih lengkap dibandingkan dengan madu bersengat
Willy mengatakan, warna madu berubah-ubah sesuai umur penyimpanan. Sebulan setelah dihasilkan madu berwarna bening, berubah menjadi kuning (2 bulan), dan cokelat kehitaman (3—4 bulan). Oleh karena itu, ia kerap mencatat waktu panen.
Willy mengatur pola panen madu tanpa sengat berselang 3—4 bulan di log yang sama demi menjaga mutu madu. “Kian lama madu di sarang mutunya kian baik,” kata pria berumur 47 tahun itu.
Ketika panen Willy menyisakan madu sekitar 25% di satu log. Jika memanen 100% lambat laun koloni habis. Peternak mesti menyisakan madu sebagai cadangan makan koloni lebah sehingga produksi berkelanjutan. Log setinggi 70 cm dan tinggi topping 10 cm dan lebar 30 cm menghasilkan 1 liter madu selang 2—3 bulan. Setelah pemanenan, tahap selanjutnya mengemas madu untuk pengiriman ke konsumen.
Willy menyarankan menyimpan madu dalam kemasan berbahan kaca atau plastik dengan standar pangan. Wadah simpan yang baik amat berperan menjaga kualitas madu dari cemaran atau kontaminasi zat asing.