Trubus.id—Penyakit busuk batang menjadi kendala bagi petani jagung. Penyebabnya bakteri Dickeya zeae. Parahnya penyakit itu bisa menyebabkan infeksi pada komoditas unggulan seperti pisang, jagung, padi, nanas, dan lidah buaya.
Menurut Peneliti Ahli Pertama Pusat Riset Tanaman Pangan, Organisasi Riset Pertanian dan Pangan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Suriani karakteristik patologi bakteri itu pada tanaman jagung menular melalui tanah.
Bakteri itu bertahan pada serasah tanaman terinfeksi hingga 150—270 hari. Hasil penelitian Suriani dan rekan menunjukkan bahwa tanaman terinfeksi selama 60 hari masih ditemukan sekitar 10—102 cfu/gram tanah dari koloni bakteri itu.
Ia menjelaskan bahwa bakteri itu juga dapat berpindah melalui air irigasi dan percikan hujan. Lebih lanjut Suriani menuturkan Dickeya mampu menyerang tanaman mulai fase vegetatif dan generatif. Saat mulai terinfeksi tanaman terlihat layu.
Lama kelamaan pada batang muncul gejala busuk lunak. Hal itu karena terjadi maserasi jaringan tanaman. Suriani menuturkan saat fase generatif tanaman biasanya roboh. Adapun pada masa vegetatif tanaman tidak roboh namun tetap layu. Infeksi bisa sampai ke pangkal tongkol, terkulai dan menyebabkan busuk.
Pembusukan pada tongkol sebelum matang fisiologis menyebabkan petani merugi. Menurut Suriani upaya pengendalian busuk batang dengan cara pengendalian yang dilakukan sebelum adanya serangan OPT terlihat (preventif) dan kuratif atau setelah adanya serangan OPT.
“Teknologi yang bisa dilakukan melalui pengendalian secara genetik, pengendalian secara kultur teknik, pengendalian secara hayati, dan pengendalian secara kimia,” kata Suriani pada webinar TERAS-TP#3, dengan tema “Pengelolaan Patogen Utama Tular Tanah dan Produksi Benih Bermutu Dalam Upaya Peningkatan Produktivitas Jagung Nasional,” di lansir dari laman BRIN.