Trubus.id—Pehobi seperti Chandra Gunawan kesengsem iguana albino. Satwa asal Meksiko dan Karibia itu sejatinya tak memiliki sifat mimikri— penyesuaian diri antara lain dengan mengubah warna sesuai dengan alam sekitarnya untuk melindungi diri dari bahaya— seperti bunglon.
Namun, kulit iguana strain albino berubah warna sejak kecil hingga dewasa. Untuk menjaga koleksinya yang berkulit cerah, Chandra memberikan pakan berupa serangga seperti jangkrik dan ulat hongkong setiap 2 hari.
Serangga sebagai sumber protein bagi iguana. Menurut Chandra jatah seekor iguana berumur 2—3 bulan hanya 2 jangkrik dan 5 ulat hongkong. Ia memberikannya dengan cara mencampurkan pada tempat pakan saat pagi hari. “Reptil tidak perlu terlalu banyak asupan protein,” ujarnya.
Chandra juga memberikan sayuran dan buah segar antara lain bayam dan tomat setiap pagi. Ia menaburkan satu sendok makan vitamin berbentuk serbuk di atas pakan sebanyak per hari. Selain pemberian pakan yang teratur, Chandra memperhatikan kondisi kandang. Sanitasi kandang sangat penting untuk reptil.
Oleh karena itu ia selalu membersihkan kandang iguana albino setiap hari. Ia juga mengganti alas kandang berupa koran karena kotoran menempel di atasnya.
Sementara itu alas berbahan lain seperti serutan kayu tidak dapat digunakan ulang. Sebab, iguana sering menggunakan lidah untuk mendeteksi suatu benda. Keberadaan serutan kayu dapat membahayakan jika tertelan. Kandang berukuran panjang sekitar 72 cm dan tinggi 120 cm milik Chandra berisi 4—5 iguana.
Iguana albino itu sama seperti iguana pada umumnya, mereka sering terlihat bertengger di ranting pohon. Oleh karena itu Chandra melengkapi kandang dengan tempat bertengger. Potongan kayu atau ranting untuk memanjat bisa disediakan di beberapa sudut kandang.
Kayu-kayu panjatan juga berfungsi untuk menggosok punggung iguana dan mempercepat proses pergantian kulit. Iguana akan menanggalkan kulit. Pergantian kulit yang rutin dan sempurna merupakan salah satu tanda perawatan yang baik.
Khusus iguana albino memiliki mata berwarna merah sehingga tidak bisa dijemur langsung di bawah sinar matahari. “Iguana itu bisa buta jika dijemur langsung di bawah sinar matahari,” ujar Chandra. Untuk mengatasinya ia menggunakan jaring 70% demi mengurangi intensitas sinar matahari yang masuk saat menjemu.