Kayu akar senggani dan moss racardia menjadi modal Yoyo membuat “hutan” dalam air.
Hutan itu membetot perhatian Frederic Fuss dari Jerman, Andy Chen (Tiongkok), dan Pavel Bautin (Rusia). Ketiga juri kontes akuaskap bertema Indonesia United itu dan delapan juri lainnya sepakat menobatkan karya Yoyo sebagai grand champion. Selama 5 jam—waktu yang ditentukan panitia—ia merangkai karya yang menyerupai pemandangan hutan. Ia gunakan kayu akar senggani dan tanaman air moss racardia untuk meniru vegetasi hutan.
Namun ia tidak menggambarkan hutan lebat dengan pepohonan rindang melainkan hutan dengan akar besar yang menjalar khas pohon ratusan tahun. Ia juga menambahkan beberapa ikan sebagai penambah ekosistem akuariumnya. Kontes di Balai Sidang, Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta pada 29 Mei 2016 itu juga menjadi ajang unjuk ketrampilan para perancang taman air atau aquascaper top tanahair. Mereka berlaga di kategori battle of monster.
Unjuk gigi
“Kategori itu diikuti 30 aquascaper top Indonesia,” ujar Doddy Ali Wijaya, panitia kontes. Aditya Arif Rahman asal Kota Depok, Jawa Barat, meraih juara pertama. Aditya Arif Rahman membuat pemandangan gua di dalam akuarium berukuran panjang 60 cm, lebar 35 cm, dan tinggi 35 cm. Ia menyusun batu serio sedemikian rupa sehingga menyerupai mulut gua.
Aditya lebih senang menggunakan batu untuk akuaskap, seperti batu serio yang berwarna keabu-abuan untuk memberikan kesan alami dan natural pada akuarium. Sementara jenis tanaman yang digunakan sama. Keduanya memilih jenis tanaman air moss racardia. Bedanya Aditya menambahkan sedikit tanaman cuba sebagai penyeling. Perhelatan itu adalah kali kedua yang diadakan oleh AquaJaya.
Walaupun berskala nasional, semua juri dari luar negeri. Menurut Doddy kontes itu sekaligus menjadi ajang unjuk gigi kepada dunia bahwa Indonesia termasuk negara yang layak diperhitungkan dalam kancah akuaskap internasional. Banyaknya pehobi akuaskap juga akan menjadikan Indonesia sebagai salah satu pangsa pasar yang baik untuk para penjual peralatan akuaskap di luar negeri.
Selain di Jakarta, pameran akuaskap juga diselenggarakan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Kalimantan Barat dengan Asosiasi Penangkar dan Pedagang Siluk pada 8—10 April 2016. Pameran di Pontianak, Kalimantan Barat, itu diikuti 15 perorangan lokal. Mereka membuat pemandangan menarik di dalam akuarium berukuran 60 cm x 120 cm dan 60 cm x 100 cm. Keindahan ekosistem yang dibuat terfokus pada tata letak vegetasi tumbuhan air dan unsur hardscape seperti, batu, karang, dan kayu.
Pameran akuaskap itu satu rangkaian dengan pameran Ikan Hias dan Akuaskap Kalimantan Barat dan Kontes Siluk dan Cupang 2016. Acara itu hasil kerja sama Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Kalimantan Barat dengan Asosiasi Penangkar dan Pedagang Siluk di Pontianak Convention Center. Selain kontes seni akuaskap, di Jakarta juga diselenggarakan kontes arwana.
Arwana
Kontes arwana yang diselenggarakan oleh Komunitas Arwana Club Indonesia (ACI) di Food Centrum Jakarta pada 20—22 Mei 2016 itu membagi peserta dalam kategori ukuran medium ke bawah, yaitu medium berukuran 36 cm—45 cm, kecil (26 cm—35 cm), bayi dibawah 25 cm, unik, dan golden. Menurut ketua Arwana Club Indonesia, Muhammad Rafiq, kontes arwana itu memang lebih fokus pada arwana berukuran baby, small, dan medium. “Namanya saja ACI Junior Cup 2016,” kata Rafiq.
Sebanyak 76 peserta dari beberapa negara seperti Indonesia, Vietnam, Jepang, Tiongkok, dan Malaysia mengikuti perhelatan selama 3 hari itu. Hasilnya arwana koleksi Ronald Sukamto meraih juara young champion, sedangkan koleksi Tjong Bieto dan Indah Juliansyah masing-masing merebut gelar juara baby champion dan best anatomy. Selain kontes, panitia juga menyelenggarakan lelang.
Menurut Rafiq sekitar 20 arwana super red dengan beragam ukuran dilelang dalam acara itu. Selain peserta kontes, pengunjung juga boleh ikut menawar harga yang diinginkan. Akhirnya arwana super red berukuran 45 cm dibeli dengan harga termahal yaitu Rp 26-Juta. Sementara itu arwana super red berukuran 15 cm dibeli dengan harga terendah yaitu Rp 3-Juta. (Ian Purnama Sari)