Trubus.id — Pengobatan kanker endometrium lazimnya dengan kemoterapi dan operasi. Namun, pengobatan itu memiliki banyak kelemahan. Selain membunuh sel kanker, cara itu juga membunuh sel normal. Oleh karena itu, lakukan pengobatan aman dengan memanfaatkan bahan alami.
Itu seperti yang dilakukan pada riset Agum Wahyudha Jur, peneliti di Program Studi Farmasi Universitas Hasanuddin, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Agum memanfaatkan akar jarak merah yang sebelumnya diteliti bersifat antikanker. Namun, belum diketahui jenis kanker pada penelitian sebelumnya.
Agum menguji ekstrak akar jarak merah (Jatropha gossypifolia) pada mencit betina model prakanker endometrium pada 2021.
“Kanker endometrium menyerang dinding rahim sehingga menyebabkan perempuan tidak bisa mengandung,” kata pria berumur 23 tahun itu.
Para periset menginduksi dietilstilbestrol berdosis 2,5 mg per kg bobot tubuh selama 10 hari. Dietilstilbestrol merupakan estrogen sintesis yang bersifat karsinogenik dan dapat merusak kesuburan perempuan.
Selanjutnya, Agum membagi 15 mencit menjadi lima perlakuan sehingga masing-masing perlakuan ada tiga mencit. Kelompok 1 mendapatkan suspensi ekstrak etanol akar jarak merah dosis 75 mg per kg bobot tubuh. Kelompok 2 memperoleh suspensi ekstrak etanol akar jarak merah dosis 100 mg per kg bobot tubuh.
Kelompok 3 sebagai pembanding sehingga tanpa perlakuan. Adapun kelompok 4 diberi pembawa Natrium CMC 1% dan suspensi ekstrak etanol akar jarak merah dosis 150 mg per kg bobot tubuh.
Hasil riset Agum menunjukkan mencit yang mendapatkan ekstrak akar jarak merah memiliki sedikit sel atipik dibanding perlakuan kontrol. Menurut Agum, pada dasarnya kanker endometrium diawali prakanker endometrium yakni hiperplasia endometrium.
“Saat terjadi hiperplasia endometrium, sel atipik menjadi banyak dan berkembang menjadi karsinoma. Ekstrak akar jarak merah menghambat sel atipik,” kata pria kelahiran Makassar, Juli 1999, itu.
Hal itu pun terbukti pada riset ilmiah itu. Pada kelompok kontrol negatif, sel atipik mencit mencapai 97,66%. Sementara itu, sel atipik mencit yang diberi ekstrak jarak merah 100 mg per kg BB hanya 10,66%.
Menurut Agum, yang berefek antikanker adalah pemberian ekstrak akar jarak merah dosis 100 mg dan 150 mg per kg bobot tubuh. Senyawa yang paling berperan sebagai antikanker adalah falodone.
“Senyawa falodone memang khas ada pada akar jarak merah. Senyawa itu hasil isolasi dari akar jarak merah dan menunjukkan potensi penghambatan proliferasi sel kanker manusia,” paparnya.
Menurut Yulianita Purnama Sari, periset dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), daun jarak merah mengandung beragam senyawa aktif antara lain alkaloid, flavonoid, fenol, phlobotannin, dan terpenoid.
Pada riset sebelumnya melalui uji Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) terbukti daun jarak merah memiliki nilai IC50 hingga 17,19 μg/ml. Sementara itu, kulit batang jarak merah mengandung senyawa diterpen (jatrophone) yang berkhasiat antikanker.
Senyawa itu memiliki aktivitas antiproliferatif terhadap sel kaker leher rahim dengan nilai IC50 sebesar 5,13 μg/ml.