Trubus.id — Perusahaan “Markas Walet” milik Alumni Universitas Airlangga (UNAIR) siap luncurkan aplikasi berbasis agritech dan edutech. Aplikasi untuk petani walet itu memiliki berbagai keunggulan.
Muhammad Fairuzzuddin Zuhair, pendiri perusahaan sekaligus Chief Executive Officer (CEO) Markas Walet, mengatakan, adanya aplikasi dapat membantu meningkatkan keberhasilan budidaya walet di Indonesia.
“Aplikasi ini untuk industri sarang burung walet guna membantu para petani walet di Indonesia,” kata alumni Matematika UNAIR itu, dikutip dari laman Universitas Airlangga, pada Selasa (20/09).
Lebih lanjut, Fairuz menambahkan, aplikasi tersebut nantinya akan dibekali dengan Artificial Intelligence (AI) berupa penghitung populasi burung walet menggunakan metode deep learning.
Deep learning sendiri merupakan sebuah komputer belajar yang mengklasifikasi secara langsung gambar atau suara walet. Metode itu diyakini mampu memberikan hasil akhir yang berkualitas dan dapat mengurangi biaya operasional.
Fairuz mengklaim aplikasi ini merupakan yang pertama sebagai alat penghitung walet secara realtime. Hal itu, imbuhnya, juga akan membantu pemerintah dalam memetakan potensi dan perilaku walet secara ilmiah. Karena selama ini, pengembangan walet di Indonesia hanya berpedoman pada folklor atau resep turun-temurun.
“Grup kita ini bisa menjadi pionir untuk transisi folklor menjadi scientific,” tuturnya.
Peluncuran aplikasi akan dilakukan pada Oktober 2022. Melalui peluncuran itu, diharapkan, para praktisi serta akademisi dari berbagai perguruan tinggi terkemuka akan mudah dalam berkolaborasi.
Kolaborasi yang dimaksud, kata Fairuz, adalah untuk menghadirkan sistem pembelajaran terpadu budidaya walet. Dengan begitu, tentu akan membantu petani walet dalam meningkatkan nilai jual sarang burung walet.
 siap luncurkan aplikasi berbasis agritech dan edutech. Aplikasi untuk petani walet itu memiliki berbagai keunggulan.){kind=link}