
Gangguan umum saat berpuasa bibir pecah-pecah, bau mulut, dan mual. Herbal manjur mengatasinya.
Dini Martini kerap mengalamai bibir pecah-pecah sejak 2010. Meski berupaya melembapkan bibir, gangguan itu belum teratasi. Kondisi bibir pecah-pecah makin parah ketika perempuan asal Sumedang, Jawa Barat, itu berpuasa. Selain itu bau tak sedap pun menguar dari mulut. Dini kadang menggunakan masker saat berkuliah agar teman-teman tidak risi.
Keluhan lain saat puasa yaitu, “Mual dan perih pada perut ketika aktivitas padat,” kata mahasiswi Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Sebelas April, Sumedang, Jawa Barat, itu. Semua gejala itu menggaggu semangat Dini berpuasa. Menurut dokter gigi di Tebet, Jakarta Selatan, drg Adibah, bibir pecah-pecah atau cheilitis exvoliative merupakan kondisi bibir saat lapisan keratin bibir terkelupas atau terkoyak.
Herbal

Kondisi terparah bibir berdarah dan meninggalkan bekas luka hingga terjadi pembengkakan di permukaan bibir. Penderita kerap merasa nyeri dan perih sehingga menggangu aktivitas seperti makan, bicara, dan tersenyum. Banyak orang beranggapan cheilitis exvoliative karena kekurangan cairan pada bibir. Akibatnya penderita selalu membasahi bibir dengan cara menjilat dan membasahi menggunakan ludah.
Tindakan itu ternyata salah dan malah memperparah kondisi bibir yang pecah. Sebab, ludah menguap sehingga bibir makin kering. Lebih lanjut Adibah mengatakan, penyebab bibir pecah atau cheilitis exvoliative yaitu sering menjilat bibir, kebiasaan menggigit bibir, kurang asupan air dalam tubuh, stres atau hormonal, kesehatan gigi dan mulut buruk, gizi tidak seimbang, dan lever.
Cara terbaik mengatasi masalah itu adalah banyak minum, mengonsumsi buah dan sayuran segar. Selain itu hindari stres dan cegah mengonsumsi penganan bertoksin. Pemeriksaan rutin ke dokter gigi dan dokter umum sangat disarankan. Terkait bau mulut, dokter umum di Ciracas, Jakarta Timur, dr Erica Gusnawati, mengatakan penyebabnya kurang asupan cairan baik dari makanan atau minuman.

“Secara alami di dalam mulut terdapat bakteri yang menghasilkan senyawa sulfur sehingga menghasilkan bau tidak sedap,” kata Erica. Senyawa sulfur tersimpan di mulut akibat tidak adanya asupan makanan dan minuman. Sementara gejala lain seperti mual akibat kadar asam lambung meningkat. Solusinya perbanyak minum saat malam hari dan sahur serta banyak mengonsumsi sayuran dan buah.

Selain itu hindari mengonsumsi makanan pedas dan berlemak. Konsumsi obat lambung sesuai ketentuan jika kondisi memburuk. Menurut herbalis di Desa Tegallega, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Ujang Edi, mual berlebih bisa jadi karena ada luka pada lambung dan usus. Menurut Ujang mengonsumsi kunyit dan jotang kuda Synedera nodiflora efektif meredakan mual berlebih yang tak kunjung sembuh.
Kefir
Untuk memperoleh khasiat herbal itu, iris 3 rimpang kunyit seukuran jempol kaki dan 2 kepal daun jotang kuda. Lalu rebus ramuan itu dengan 1 liter air hingga mendidih. “Konsumsi satu gelas ramuan itu 2 hari sekali untuk meredakan nyeri lambung,” kata Abah, sapaan akrab Ujang Edi. Masyarakat pun dapat mengonsumsi daun jotang kuda segar. Jika dikeringkan khasiat berkurang hingga 60%.

Untuk meredakan bau mulut Abah menyarankan rutin mengunyah beras setengah sendok teh setiap hari pada malam jika siang berpuasa. Herbal pilihan lain adalah kefir. Menurut herbalis di Antapani, Bandung, Jawa Barat, H Kemal Faisal Ferik CH CHT, kefir sangat baik memperbaiki sistem penceranaan. “Bibir pecah-pecah salah satu gejala gangguan pencernaan,” kata Faisal.

Ia menuturkan probiotik dalam kefir melawan bakteri buruk pada sistem pencernaan. Kadar pH kefir yang rendah berperan menghentikan produksi asam lambung berlebih. Dampaknya mual akibat asam lambung berlebih pun reda. Caranya konsumsi 200 ml kefir ketika buka puasa dan sahur. Ragam herbal unggulan itu solusi tampil percaya diri saat puasa. (Muhamad Fajar Ramadhan)