Wednesday, March 5, 2025

Atasi Hambatan Berkebun Kakao dengan Pendampingan Pekebun

Rekomendasi

Trubus.id—Pendampingan pekebun kakao menjadi salah satu langkah untuk meningkatkan produksi kakao. Musababnya industri kakao kini tengah menghadapi beragam tantangan seperti serangan organisme pengganggu, perubahan iklim, dan konversi lahan.

Kendala lain yakni tanaman yang sudah tua, penanaman secara monoklonal, dan kurangnya pengetahuan di kalangan pekebun kecil mengenai praktik pertanian kakao yang baik (good agricultural practices, GAP).

Maka PT Mars Symbioscience Indonesia memperkenalkan konsep Cocoa Doctor untuk mendukung pekebun mengatasi hambatan berkebun kakao dari hulu hingga hilir. Program Cocoa Doctor bertujuan untuk memastikan transfer pengetahuan yang efektif dan mekanisme dukungan bagi pekebun kakao.

Pekebun kecil dapat mengakses input pertanian yang lebih baik dan tip praktis tentang teknik pertanian. Dengan begitu pekebun dapat meningkatkan produksi kakao secara berkelanjutan. Sejak 2012, Mars telah melatih lebih dari 4.300 individu, termasuk pekebun secara langsung melalui program pembinaan.

Kini telah ada lebih dari 100 Cocoa Doctor yang tersebar di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara. Selain itu pada 2018 hingga 2022, perusahaan itu bekerja sama dengan International Fund and Agricultural Development dan Kementerian Pertanian melalui program Rural Empowerment and Agricultural Development Scalingup Initiative (READ-SI) dan Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS).

Melalui program itu, sebanyak 173 Cocoa Doctor dilatih dan rencananya ada 190 calon Cocoa Doctor yang akan kembali dilatih melalui perpanjangan program hingga 2025 di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Tengah. Setelah pekebun menyelesaikan program, mereka tetap menjadi petani independen yang tidak terikat oleh Mars.

Selain Mars, pendampingan pekebun kakao juga dilakukan oleh PT Pesona Khatulistiwa Nusantara di Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara. Sebanyak 79 pekebun kakao mengikuti program pendampingan dengan menerapkan model pentahelix pengembangan kapasitas pekebun dalam upaya peningkatan produksi kakao di Kabupaten Bulungan.

Pendampingan yang dilakukan meliputi seluruh tahapan budidaya dari penyediaan bibit, penyiapan lahan tanam, penanaman, perawatan dan peremajaan tanaman, serta panen dan pascapanen.

Sejak 2017 hingga 2023 sudah tertanam sebanyak 27.048 tanaman kakao. Sebanyak 3.063 tanaman telah berbuah. Total jenderal, luas area penanaman 22,7 ha dengan jarak tanam 3 m x 3 m. Produksi rata-rata 1,2— 1,3 ton biji kering per ha setiap tahun.

Baca selengkapnya pada Majalah Edisi 653 April 2024 mengupas tuntas Harga Meroket: Bisnis Kakao Bergairah. Dapatkan Majalah Trubus Edisi 653 April 2024 di Trubus Online Shop atau hubungi WhatsApp admin pemasaran Majalah Trubus.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Kelompok Tani Karya Baru: Inovasi Olahan Cabai Hiyung dari Tapin

Trubus.id–Kelompok Tani Karya Baru merupakan salah satu pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Hortikultura  yang mengembangkan produk cabai...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img