Monday, February 10, 2025

Beragam Kendala Budidaya Belut dan Cara Mengatasinya

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.id — Meskipun dari sisi bisnis terbilang menjanjikan, budidaya belut memiliki tantangan tersendiri. Seperti hewan budidaya pada umumnya, belut terkadang rentan terserang beberapa penyakit. Itulah salah satu yang menjadi kendala budidaya. Beberapa peternak memiliki cara sendiri untuk mengatasinya.

Seperti Widiantoro, peternak di Desa Gumukrejo, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, yang menemukan luka berwarna merah di tubuh belut miliknya. Tubuh hewan hermafrodit itu pun cenderung kaku dengan kepala membesar.

Ia menduga belut terserang bakteri Aeromonas hydrophila. Belut beragam umur lazim terserang penyakit itu, terutama saat peralihan musim kemarau ke musim hujan.

Solusinya, ia memasukkan 20–30 gram garam dan 5 lembar daun ketapang ke dalam kolam. Ia membudidayakan belut hasil tangkapan alam. Lazimnya, Widiantoro mencari belut sawah Monopterus albus saat malam. Setelah terkumpul 2 kg belut beragam ukuran, ia pulang dan menempatkan belut itu ke tempat budidaya.

Peternak itu memiliki 20 kolam yang terdiri atas kolam pemijahan, penampungan indukan, dan pembesaran dengan dua ukuran, yaitu 2 m × 1 m dan 3 m × 1 m. Kolam belut itu berada di luar ruangan sehingga hujan menjadi tantangan tersendiri bagi Widiantoro.

Musim hujan pun menjadi tantangan bagi pembudidaya belut di Desa Pematangcermai, Kecamatan Tanjungberingin, Kabupaten Serdangbedagai, Sumatra Utara, Hady Fahrensyah. Alasannya, air hujan yang masuk ke kolam menaikkan derajat keasaman (pH) air hingga mencapai 9. Namun, pH yang tinggi tidak menimbulkan penyakit pada belut.

Rahasianya, Hady mengganti air yang terkena hujan dalam kolam dengan air baru yang tercampur fermentasi daun pisang dan daun ketapang kering. Dengan begitu, belut tidak mati.

Juli Nursandi, S.Pi., M.Si. dan Ir. Rietje Juliana Marthina Bokau, M.T.A., dosen Program Studi Budidaya Perikanan, Politeknik Negeri Lampung, mengatakan, perubahan suhu drastis membuat kondisi dan kekebalan tubuh ikan, termasuk belut menurun.

Suhu, pH, dan lingkungan kolam dapat memicu munculnya dominasi bakteri tertentu. Menurut Juli, pH air dalam kolam air tawar lebih baik mendekati netral atau bernilai 7. Itu sesuai yang dilakukan Hady.

Hady selalu menjaga pH air sekitar 5–7. Menurut Juli, pH terlalu tinggi atau rendah dapat membekukan atau membakar kulit ikan air tawar secara kimia. Pada kolam air tawar dapat diaplikasikan perendaman air garam yang bertujuan dan berpotensi mematikan patogen yang rentan mati terhadap perubahan pH air.

Belum ada ketentuan baku durasi perendaman air garam karena masing-masing ikan air tawar memiliki ketahanan berbeda. Berdasarkan literatur, waktu perendaman maksimal 5 menit. Sementara itu, suhu ideal untuk ikan air tawar secara umum yakni 28–30°C.

Aeromonas hydrophila tumbuh lebih baik pada suhu yang lebih tinggi (hangat) seperti lebih dari 32°C. Saat itu kondisi ikan melemah, bakteri “jahat” akan menguasai tubuh ikan sehingga mudah terjangkit penyakit.

Obat herbal

Sebelum penyakit menyerang, pembudidaya harus mencegah dan memberikan pakan yang sesuai. Pemberian garam sebagai penanganan bakteri pada ikan air tawar kurang efektif karena penyebaran penyakit jauh lebih cepat dibanding daya kerja garam. Peternak sebaiknya mengisolasi belut yang terserang A. hydrophila.

Selain itu, berikan fitofarmaka berbahan bawang putih, mengkudu, atau daun pepaya. Tujuannya, menyembuhkan belut yang terserang bakteri. Menjaga kadar amonia dalam kolam juga penting agar belut tidak keracunan.

Hady memberikan satu sendok makan atau sekitar 10 gram garam yang diendapkan selama satu pekan. Setelah sepekan, air lama dibuang dan masukkan air baru, lalu endapkan selama 3 hari.

Kolam dengan media air milik Hady hanya 50 kolam. Sementara itu, sisanya menggunakan media lumpur.

Ukuran kolam beragam. Kolam pembesaran berukuran 2 m × 3 m dan 3 m × 1 m. Kolam pemijahan berukuran 8 × 3 m dan kolam pembenihan berukuran 1 × 1 m untuk belut yang baru menetas.

Menurut Widiantoro, kendala lain beternak belut adalah belum ada perizinan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah. Oleh karena itu, peternak sulit masih mengajukan bantuan. Jika ada perizinan, pembudidaya bisa melebarkan usahanya hingga skala ekspor.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Pesona Hutan di Kota Metropolitan

Trubus.id–Warga Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta tak perlu bepergian jauh untuk sekadar menikmati atmosfer khas hutan hujan tropis....
- Advertisement -

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img