Sunday, September 8, 2024

Berkat Lumpur

Rekomendasi
- Advertisement -

Di Indonesia ada tiga macam belut. Pertama, Monoterus albus atau belut sawah, seperti yang banyak dibudidayakan di Cianjur dan Sukabumi. Kedua, belut kali atau belut laut Macrotema caligans, seperti yang banyak menambah pendapatan warga Musibanyuasin, Sumatera Selatan. Ketiga, belut rawa-rawa Synbranchus bengalensis. Mungkin jenis itulah bermunculan di daerah bekas rawa seperti Tanjungpriok, sehabis hujan pada akhir 1970-an itu.

Lepas dari ketiga jenis itu, belut mulai banyak menolong ekonomi Indonesia sejak awal 1990-an. Hajah Komalasari, warga Kampung Sukaraja, Sukabumi, memulai bisnis belut dengan modal dari program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga. Sementara banyak perempuan geli pada hewan mirip ular yang licin dan suka tinggal di lumpur itu, Komalasari justru menyukainya. Dengan bantuan 20 orang petani, ia mengawali peternakan dan pengolahan belut.

Hasilnya? Sekarang sudah melakukan diversifi kasi produk belut lebih dari 13 macam. Ada dendeng belut, belut balado, belut tepung, pepes belut, abon belut, belut luntung nugget, steak belut, dan belut untuk obat. Belut jamu ini dimaksudkan untuk kesehatan, baik bagi anak-anak maupun orang dewasa. Daging belut dipercaya bisa menambah darah, memperkuat stamina, menghilangkan sakit pinggang, dan mencegah lever.

Komalasari sekarang membina 6 kelompok tani dengan anggota 185 peternak belut. Setiap hari ia mengolah setidaknya 1 kuintal, yang dibeli dari petani dengan harga Rp10.000 per kilogram. Olahannya telah menembus pasar Dubai dan Singapura. Jangan heran bila Anda mendapat oleh-oleh dendeng belut dengan harga Rp90.000 per kilogram! Harga itu lebih mahal daripada dendeng ikan mujair yang tak sampai Rp40.000. Selain itu ada juga abon belut dengan harga Rp70.000 per kilogram.

Lebih dari itu, hampir di setiap warung di sepanjang Jalan Sukabumi?Cianjur, menjual keripik belut, dengan berbagai merek tiruan: Komalasari Asli. Setelah sukses, biasanya banyak yang mengikuti. Ini berlaku untuk soto kambing, ayam goreng, semua produk makanan dan minuman.

Jaya di lumpur

 

Angkatan Laut mengenal semboyan, jalesveva jaya mahe?di samudera kita jaya. Kalau Anda pedagang belut, tentunya: justru di lumpur kita jaya! Tahukah Anda berapa besar volume perdagangan belut kita? Di Palembang, ada dua pengepul belut yang terkenal. Sukbah H. Jamil di Jalan Mesjid Ogan dan Ahmad Susanto di Jalan Batanghari. Mereka dikenal sebagai eksportir, yang telah merambah banyak negeri seperti Hongkong, Jepang, Cina, Singapura, dan Korea.

Belut hasil buruan petani dihargai Rp9.000?Rp12.000 per kilogram. Sedangkan harga jual di Tokyo bisa mencapai US$10 tiap kilogram. Masing-masing setiap hari, paling sedikit bisa mengirimkan 5 kuintal. Pada saat kebutuhan memuncak, bisa mencapai 3 ton. Kepala Bank Rakyat Indonesia (BRI) setempat, yang pernah mengucurkan modal Rp170-juta untuk Sukbah percaya bahwa potensi belut Sumatera Selatan masih dapat dilipat-gandakan.

?Nanti, kalau Palembang punya bandara internasional, dan ada jalur penerbangan langsung ke Tokyo dan Hongkong, ekspor belut Pak Sukbah dapat ditingkatkan lebih banyak lagi,? katanya. Selama ini dari Palembang belut dikirim dulu ke Jakarta, baru diteruskan ke Seoul, Tokyo, Hongkong, dan seterusnya.

Oleh karena itu, jangan heran kalau mendapat laporan statistik bahwa Jakarta bisa melahap 5 ton belut dalam sehari. Para petani belut di Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, selalu mengeluh tak cukup memuaskan permintaan belut dari Jakarta. Padahal, kebutuhan setempat harus diakui sedikit sekali. Sukbah juga bilang, tetangganya di Palembang tidak tertarik untuk mengkonsumsi belut sendiri.

Itulah sebabnya, aman-aman saja penampungan belut di bak depan rumahnya. Belut hasil tangkapan ditampung dalam bak, dibersihkan dan baru dikemas untuk ekspor. Berbeda dengan produksi belut di Sumatera Selatan yang masih tergantung pada hasil buruan, di Jawa Tengah dan Yogya, hampir seluruhnya produk budidaya. Berbagai pelatihan beternak belut dapat diikuti secara teratur. Koperasi Usaha Cipta Mandiri di Yogyakarta, misalnya, punya program pelatihan belut di Wisma Taman Eden, Kaliurang.

Koperasi itu mengamati, konsumsi setempat pun cukup tinggi. Di Pasar Godean, Yogyakarta, misalnya, volume perdagangan belut rata-rata 7 kuintal per hari. Jadi tidak mungkin mengandalkan hasil buruan. Apalagi bila musim kemarau tiba, dan belut mulai sukar dicari. Untuk melestarikan perniagaan belut yang harga rata-ratanya Rp10.000 per kilogram, perlu dipergiat upaya peternakannya.

Pelatihnya juga dikenal sebagai pakar belut bertaraf nasional, bahkan internasional. Seorang di antaranya adalah Ir RM Sonson Sundoro. Dia merancang dapat mendorong peternakan belut sebagai industri rumah tangga berkapasitas panen 50 kilogram. Kolam untuk beternak belut terdiri atas beberapa ukuran dengan beberapa fungsi. Tujuannya untuk menghindari sifat kanibalisme. Sudah umum dipahami belut suka memangsa sesamanya. Karena itu perlu kolam induk 200 cm x 400 cm berkedalaman 80 cm. Kolam pemijahan dan pendederan yang lebih kecil tapi lebih dalam: bisa satu meter. Kolam pembesaran mencapai 500 cm x 500 cm berkedalaman 120 cm.

Tempat peternakan belut memang memerlukan pasokan air yang bagus, tanah berlumpur dan subur. Untuk kolam besar (5 m x 5 m), misalnya, perlu dilapisi jerami setebal 40 cm, diselang-seling dengan lumpur tanah 5 cm, pupuk kandang, pupuk kompos, cincangan batang pisang (10 cm), dan lapisan air permukaan 10 cm. Di atas kolam itu, perlu ditutup pula dengan eceng gondok sekitar tiga perempat dari luasannya. Untuk tiap kolam pembesaran ini diperlukan 5 kg Urea dan 5 kg NPK. Setelah itu dibiarkan selama 2 pekan agar tercapai fermentasi.

Sebelum benih ditaburkan, perlu juga dipilih yang berkualitas tinggi. Belut yang bagus: lincah, tidak ada luka di tubuh, berukuran kecil dengan umur 2?4 bulan, warna kuning kecokelatan. Untuk mendapatkan indukan yang bagus pun ada syarat yang harus diperhatikan. Belut jantan sebaiknya berukuran 40 cm, permukaan kulitnya gelap agak kelabu, bentuk kepalanya tumpul dan berumur sekitar 10 bulan. Sedangkan yang betina panjang 30 cm saat berumur 9 bulan, permukaan kulitnya cerah berwarna putih kekuningan pada perutnya. Bentuk kepalanya runcing.

Pengawasan jantan

Pembiakan belut perlu prasyarat memadai, baik kualitas air, kualitas lumpur, dan pengamanan dari predator alamiahnya. Suhu air ideal 25?31oC. Air bebas pencemaran bahan kimia, tidak beracun, tidak mengandung limbah pabrik, bahan berminyak, dan kaya oksigen. Air yang bersih perlu untuk belut muda. Sedangkan yang telah besar dapat hidup di air keruh.

Perkawinan belut terjadi setahun sekali. Prosesnya dimulai oleh belut jantan dengan membuat lubang berbentuk huruf U, sambil memasang gelembung udara untuk memikat betina. Percintaan mereka di dalam lubang, diikuti oleh taburan telur dari belut betina yang menyerupai busa di bawah gelembung udara. Belut jantan akan mengamankan telur-telur itu dan mengawasinya di alam terbuka selama 9?10 hari. Proses penetasannya di kolam pemijahan selama 12?14 hari. Selama itu pula belut jantan terus mengawasi. Belut-belut kecil yang menetas baru membebaskan diri dari ayah mereka setelah berumur 15 hari, dengan ukuran 1?2 cm.

Secara alami belut memangsa hewan lain yang lebih lemah. Untuk itu mereka membuat lubang berkelok sebagai perangkap. Sedangkan untuk belut ternak, pakan diberikan sepuluh hari sekali. Bisa berupa cacing, kecoak, ulat, belatung, dan daging kelinci sebagai pakan tambahan. Untuk setiap kolam, di Jawa Barat, pada umumnya dapat dipuaskan dengan daging tiga kelinci, selama tiga bulan. Setelah itu belut sudah dapat dipanen.

Berapakah harga keripik belut? Harga di warung-warung, dalam kemasan plastik kecil Rp7.000?Rp30.000. Namun, kalau mau menyantap belut segar, boleh kita coba menikmatinya di restoran jepang. Hidangan belut segar dibakar atau goreng kecap manis disebut unagi. Harga satu porsi unagi di sebuah restoran Indonesia yang cukup bergengsi di Jakarta Selatan, sekitar Rp78.000. Itulah yang saya ingin tawarkan pada putri kami setelah ia pulang dari Australia.

Mahal sekali? Ternyata harga itu belum apa-apa bila dibandingkan dengan satu porsi unagi di restoran di Jepang yang mencapai Rp250.000. Apalagi bila dibeli di Tokyo, Osaka, maupun di restoran jepang di kota-kota besar dunia. Untuk menikmati dua irisan unagi kobayashi (belut segar panggang) itu bisa mencapai US$40 sekali makan. Harga belut termurah di Hongkong masih US$4. Siapa mengira belut itu dipaketkan dari tepi Sungai Musi, berkah lumpur dan hujan?

Belut telah memberi inspirasi pada keluarga kami, sejak ayah mengajarkan menangkap dan membelitkan ke kaki agar anak-cucunya cepat berjalan, pandai berlari, dan lebih pintar. Mungkin benar, mereka yang tidak takut pada belut, menjadi berani, lebih gesit, dan lebih lincah menjalani hidup ini. Fakta membuktikan, lumpur Indonesia pun memberikan berkah yang luar biasa, yaitu belut yang bisa diekspor, dan sangat menyehatkan.

Bagaikan belut pulang ke lumpur, mari kita nikmati dan manfaatkan berkah alam semesta. Selamat menggasak belut balado, kerupuk balado, belut bakar cobek, dan belut jamu produksi Komalasari, maupun dari mana pun di kampung halaman tercinta.***

*) Eka Budianta, sastrawan, konsultan pembangunan, kolumnis majalah Trubus, advisor Direktur Utama Jababeka.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Produksi Ikan Nila Milik Pembudi daya di Sumatra Barat Meningkat dengan Sistem Bioflok

Trubus.id—Pembudi daya di Kota Sawahlunto, Provinsi Sumatra Barat,  Dwi Fandy mampu menuai 450 kg dari kolam berukuran 40 m2....
- Advertisement -
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img