Wednesday, September 11, 2024

Berkebun Daun Insulin

Rekomendasi
- Advertisement -

Penanaman di dataran tinggi dan budidaya secara intensif kunci sukses mengebunkan yakon

Yakon mendapat sebutan daun insulin karena memiliki faedah mengatasi diabetes mellitus.
Yakon mendapat sebutan daun insulin karena memiliki faedah mengatasi diabetes mellitus.

Di lahan milik Anto Widi di Desa Kaliurip, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah, itu berderet rapi tanaman berdaun mirip bunga matahari Helianthus annuus. Namun, itu sebetulnya bukan bunga matahari, melainkan yakon Smallanthus sonchifollius. Di Peru yakon populer sebagai tanaman obat yang ampuh mengendalikan kadar gula darah.

Di tanahair yakon mulai populer pada 2007 Karena faedahnya itu di tanahair yakon kerap mendapat julukan daun insulin. Ukuran tanaman yang tumbuh di lahan berketinggian 1.300 meter di atas permukaan laut (dpl) itu bervariasi. Itu karena Anto menanam yakon secara bertahap agar dapat memanen daun tanaman asal pegunungan Andes, Amerika selatan, itu secara kontinu. Anto biasanya melakukan penanaman setiap 6—7 bulan.

Produsen herbal
Sekali tanam seluas 5.000 m² dengan populasi 9.996 tanaman. Dari luas areal tanam itu Anto memanen rata-rata 800 kg daun yakon segar setiap bulan. Ia kemudian mencacah daun hasil panen hingga berukuran 2—3 cm. Selanjutnya Anto menjemur cacahan daun yakon selama 24 jam. Setelah itu pengeringan menggunakan oven selama 8 jam. Suhu oven 70°C. Dari 800 kg daun yakon segar, Anto memperoleh 80 kg cacahan daun yakon kering.

Anto Widi, mengembangkan Yakon sejak 2012.
Anto Widi, mengembangkan Yakon sejak 2012.

Anto mengemas cacahan daun yakon kering itu menggunakan kantong plastik berbobot 20 kg. Ia menjual daun yakon itu ke sebuah perusahaan produsen herbal Rp250.000 per kg. Harga jual itu lebih tinggi ketimbang pada 2014 yang hanya Rp150.000 per kg. Dengan harga jual itu, Anto meraup omzet Rp20-juta per bulan. “Membudidayakan yakon relatif mudah jika iklimnya mendukung,” ujar Anto.

Enam panen
Anto memanen daun yakon pada umur 2,5 bulan setelah tanam. “Panen pertama untuk merangsang pertumbuhan daun,” katanya. Ia memanen daun yakon hingga tersisa 2—3 daun dari pucuk. Ia kembali memanen daun dari tanaman sama 25—30 hari setelah panen. Menurut Anto yakon dapat dipanen hingga umur 7—8 bulan atau sekitar 6 kali panen dalam satu siklus budidaya.

Setelah itu tanaman akan berbunga, berbuah, kemudian mati. Pada saat mati biasanya meninggalkan 7—8 anakan yang tumbuh di pangkal batang. Selama ini Anto hanya memproduksi daun yakon. “Saya belum bisa memenuhi permintaan umbi untuk skala industri. Namun, jika ada permintaan tetap kami layani,” katanya. Padahal, umbi yakon juga berfaedah sama dengan daun.

Salah satu yang pernah membuktikan khasiat umbi tanaman yang juga dikenal sebagai bengkuang jepang itu adalah Maria Margaretha Andjarwati di Kelapagading, Jakarta Utara (baca Trubus edisi Mei 2015). Kondisi kesehatan perempuan yang terdiagnosis penyakit jantung selama 10 tahun itu membaik setelah mengonsumsi 2 umbi yakon berbobot rata-rata 200 gram. Anto mengatakan selama ini baru 2 negara yang memproduksi umbi yakon secara massal, yakni Peru dan Tiongkok.

Cacahan daun yakon, dikeringkan pada suhu 70°C selama 8 jam sebelum dijual ke produsen herbal.
Cacahan daun yakon, dikeringkan pada suhu 70°C selama 8 jam sebelum dijual ke produsen herbal.

“Harga umbi kering mencapai Rp4,5-juta per kg,” kata Anto. Namun, penyusutan dari umbi segar menjadi kering sangat tinggi. Dari 20 kg umbi segar hanya menghasilkan 400 gram umbi kering. “Jika tidak dikeringkan umbi tidak akan awet. Hanya dalam 4—7 hari umbi tak layak konsumsi,” katanya.

Menurut dosen di Jurusan Agroteknologi, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati, Dr Cecep Hidayat MP, dalam budidaya tanaman obat sebaiknya dibudidayakan secara organik dengan memanfaatkan pupuk kandang sebagai sumber nutrisi. “Penggunaan pupuk kimia sebaiknya seminimal mungkin. Jika terlalu banyak, akan menyisakan bahan kimia yang terakumulasi pada produk yang hendak dikonsumsi,” kata alumnus Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, itu. (Muhamad Fajar Ramadhan)

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Olahan Cabai, Solusi Saat Pasokan Melimpah Pada Panen Raya

Trubus.id–Provinsi Sumatra Utara salah satu sentra cabai besar. Fungsional Pengawas Mutu Hasil Pertanian (PMHP) Dinas Pertanian Provinsi Sumatra Utara,...
- Advertisement -
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img