Selain tarantula, penyelenggara Indo Pet Show juga menyelenggarakan kontes biawak. Reptil asal Sulawesi Varanus salvator celebensis koleksi Ramdhani Apriliawan menjadi yang terbaik. Biawak sepanjang 25 cm itu meraih gelar best of the best. Sebelum meraih gelar bergengsi itu, biawak air koleksi Ramdhani menjadi jawara di kategori open salvator under 30 cm.
Menurut juri kontes, drh. Yulyani Dewi, penentuan best of the best cukup sulit. Sebab, semua pemenang dari setiap kategori bersaing sengit. Namun, berdasarkan indikator kesehatan, proporsi tubuh yang ideal, dan corak yang unik, juri memutuskan biawak air milik Ramdhani sebagai yang terbaik. Kismis—nama biawak itu–sangat seronok. Warna tubuh kontras antara hitam dan corak bulat kuning sehingga membentuk sebuah pola eksotis.
Biawak jantan berumur 1,5 tahun itu tidak membutuhkan perawatan khusus. Ramdhanai meletakkan Kismis di kandang atau akuarium reptil beralas forest bark semacam substrat untuk menjaga kelembapan tubuh. Pemberian pakan berupa daging ayam atau kodok berukuran sedang atau berbobot 200 gram setiap pekan sekali. Dengan perawatan sederhana itu Kismis menjadi yang terbaik menyisihkan 10 peserta lain.
Kontes reptil di Indo Pet Expo itu terselenggara berkat kolaborasi beberapa komunitas pencinta reptil. Reptiles Inc, Ikatan Pencinta Reptil dan Amfibi Indonesia (IPRAI), serta Paguyuban Keluarga Besar Reptil Jabodetabek (PKBRJ) bekerja sama untuk menghelat kontes itu. Para pehobi dari berbagai kota seperti Jakarta, Bogor, Tangerang dan Depok meramaikan acara.
Panitia juga menyelenggarakan kontes berang-berang atau otter. Komunitas Otter Indonesia (KOI) menghelat Otter Fun Games 2018. “Tak sekadar bersenang-senang, otter fun games juga menjadi media pembelajaran mengenai setiap sisi karakteristik seekor otter,” kata Ketua KOI, Georgian Marcello. Shiro menjadi pemenang otter paling penurut. Berang-berang jenis cakar kecil Aonyx cinerea menurut saja ketika pemilik Faizudh Dhuha menuntun ke kandang.
Kebersamaan Faiz sejak Shiro berusia 3 bulan, menjadikan otter patuh terhadap tuannya. “Kunci dalam memelihara otter itu harus bisa meluangkan banyak waktu untuk bermain. Makin sering, otter akan kenal dengan aroma tuannya. Kalau sudah nurut, kemungkinan untuk menggigit pun lebih sedikit,” kata pehobi asal Bogor, Jawa Barat, itu. Pada kelas otter rakus, Miki menjadi yang terbaik. Kelas terakhir adalah otter paling tenang, yakni berang-berang palig tenang ketika pehobi memasang rompi bertali. John koleksi Agung menjadi kampiun di kelas itu. (Hanna Tri Puspa Borneo Hutagaol)