Trubus.id— Belakangan ini tren budidaya melon di dalam rumah tanam atau greenhouse meningkat. Pekebun bisa memilih konstruksi bangunan rumah tanam dari bambu atau galvanis. Konstruksi bambu lebih sederhana dan hemat biaya.
Meskipun menggunakan konstruksi bambu, petani bisa menghasilkan melon dengan kualitas premium. Chaerul Umam di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, salah seorang yang mengebunkan melon dengan menggunakan rumah tanam.
Umam— sapaan Chaerul Umam—menggunakan dua jenis rumah tanam. Tiga rumah tanam pertama menggunakan bambu karena murah. Ukuran masing-masing rumah tanam bambu itu 10 m × 63 m. Setiap rumah tanam menampung 2.500 tanaman melon.
Ia mengebunkan beragam jenis melon seperti sakata, inthanon, dan kinanti. Petani itu menuai 1,6 ton melon di setiap rumah tanam pada panen perdana yang berlangsung pada Oktober 2022. Volume panen itu cukup memuaskan.
Petani itu mulai menerapkan sistem Deep Flow Technique (DFT) pada 1.200 tanaman untuk menunjang produksi secara berkelanjutan. Namun, rumah tanam bambu kurang mendukung penerapan sistem DFT.
Oleh karena itu, Umam membangun satu rumah tanam baru berbahan galvanis dengan ukuran 10 m × 40 m. Umam menuturkan rumah tanam berbahan galvanis lebih awet. Galvanis bisa tahan sekitar 15 tahun, bandingkan dengan bambu hanya 5 tahun.
Penggunaan rumah tanam bambu sangat ekonomis. Pekebun hanya mengeluarkan modal Rp90.000—Rp110.000 per m². Bandingkan dengan modal pembuatan di awal untuk rumah tanam galvanis yakni Rp280.000 per m².
Untuk konstruksi galvanis, pekebun mengecat ulang ketika bahan mulai berkarat. Biaya pengecatan setidaknya Rp1,5 juta per greenhouse. Menurut Umam pemilihan bahan rumah tanam sesuai kebutuhan. Ketersediaan bambu di daerah setempat juga menjadi bahan pertimbangan.
“Jika di daerah setempat bambu cukup langka maka harga pembuatan rumah tanam makin mahal,” ujar Umam.
Selain umam, ada Zaenal Asrofi, dari Kabupaten Magelang, Jawa Tengah yang menanam melon di rumah tanam bambu. Untuk dinding rumah tanam, Zaenal menggunakan jaring berbahan polietilen yang kuat, sedangkan atapnya memanfaatkan plastik ultraviolet sebagai penutup.
Zaenal menyarankan untuk menggunakan plastik ultraviolet lantaran lebih awet dari pada plastik biasa. Ultraviolet yang digunakan juga mengandung antibakteri sehingga mencegah lumut pada atap. Plastik ultraviolet juga memiliki bahan yang lebih ulet dan tebal.
Salah satu plastik ultraviolet yang menjadi pilihan terbaik yaitu Bell produksi PT Hidup Baru Plasindo. Selain menggunakan 100% biji plastik murni, plastik ultraviolet Bell juga menggunakan teknologi 3 layer sehingga lebih kuat dan awet.
Untuk pembahasan terlengkap, Anda dapat mengetahui lebih lanjut di Majalah Trubus Edisi 641 April 2023. Majalah Trubus Edisi 641 April 2023 mengupas tuntas terkait peluang bisnis melon premium di greenhouse bambu.
Dapatkan Majalah Trubus Edisi 641 April 2023 di Trubus Online Shop atau hubungi WhatsApp admin pemasaran Majalah Trubus.