Thursday, March 28, 2024

Budidaya Padi Sistem IP400 dan Cara Pengendalian Hama dan Penyakit

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.id — Tikus, wereng, dan penyakit kresek merupakan momok bagi petani padi. Kerusakan paling parah dapat mengakibatkan petani gagal panen.

Yoso Martono Suyadi, petani padi di Tegalsari, Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, menghadapi kendala serupa. Tingkat serangan hama dan penyakit semakin meningkat karena Yoso membudidayakan padi dengan sistem IP400. IP400 berarti petani 4 kali menanam dan 4 kali panen di lahan yang sama dalam setahun.

Akibat penanaman terus-menerus, siklus hama tikus tidak terputus. Pakan para perongrong padi itu selalu tersedia. Itulah penyebab serangan hama tikus tinggi.

Berdasarkan hasil riset ilmiah Dr. Sandi Asmara, Ir. Solikhin, M.P., dan Dr. Mareli dari Fakultas Pertanian Universitas Lampung, petani dapat kehilangan gabah hingga 80% hanya dalam semalam akibat serangan tikus.

Demi mencegah serangan hewan pengerat itu, petani di Desa Tegalsari rutin menggelar gropyokan atau pengendalian tikus beramai-ramai 2 kali sebulan. “Apalagi, tikus berkembang biak cepat. Jika tanpa upaya pengendalian bisa sangat merugikan petani,” kata Mbah Yoso—panggilan akrab Yoso Martono Suyadi.

Petani di Tegalsari membuat ramuan untuk mengatasi serangan hama tikus. Mbah Yoso, misalnya, membuat pestisida nabati dari campuran umbi gadung, bekatul, kulit batang kamboja, ragi tapai, daging ikan, dan beras.

Mbah Yoso menumbuk umbi gadung yang telah dikupas, kulit batang kamboja, ragi tapai, dan ikan asin hingga lumat. Ia mencampurkan hasil tumbukan itu dengan beras dan bekatul kemudian mengaduknya hingga merata.

Lalu, menjemur semua bahan itu hingga kering. Kemudian ia meletakkan ramuan itu di atas kertas minyak dengan jarak tertentu dari tanaman padi. Hasilnya, serangan tikus menurun setelah penebaran ramuan.

Hama lain yang menjadi momok adalah wereng cokelat. Serangga anggota famili Delphacideae itu mengisap cairan dari tanaman padi. Tanaman yang tidak tahan serangan wereng lazimnya daun berubah menguning seolah terbakar hingga mati.

Menurut Mbah Yoso jika tanaman kuat dampak serangan wereng bisa diminimalisir. Petani yang mengelola lahan seluas 1,5 ha itu membuat ramuan fermentasi dari air gedebok pisang dan rendaman sabut kelapa untuk meningkatkan ketahanan tanaman.

Caranya rendam sabut kelapa pada air gedebok pisang. Aduk larutan selang 2—3 hari sekali kemudian tutup rapat. Ramuan siap diaplikasikan setelah fermentasi minimal 1 bulan dengan ciri berwarna hitam pekat. Ramuan itu dapat memperkuat batang sehingga tanaman tidak mudah rebah meski terserang wereng.

Selain hama adapula serangan penyakit, salah satunya penyakit kresek akibat ulah bakteri Xanthomonas oryzae. Mbah Yoso membuat ramuan berbahan rimpang laos, kunyit, dan bawang putih.

Cuci bersih semua bahan, iris atau potong agar ukuran lebih kecil. Lumatkan semua bahan dengan blender. Tambahkan air, aduk rata, lalu saring. Dosis per sekali aplikasi adalah1 gelas (240 ml) yang dicampur dengan1 tanki air (14 liter). Aplikasi ideal terutama saat tanaman memasuki fase generatif atau menjelang pengisian bulir.

Ketua kelompok tani Samekto itu juga membuat ramuan lainnya dari rumput bernama biosaka. Fungsinya sebagai pupuk daun, menyuburkan tanah dan tanaman. Sebab, jika tanah dan tanaman sehat perongrong padi pun bertekuk lutut.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Analisis Usaha Ikan Dewa : Waktu Singkat Laba Memikat

Trubus.id— Ingin terjun dalam usaha budidaya ikan dewa Tor sp.,? Anda  dapat memilih segmentasi usaha yang diminati. Menurut peneliti...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img