Berdasarkan data Badan Pusat Statitik (BPS) pada akhir 2016, luas areal pertanaman cabai merah besar mencapai 123.404 hektar. Dari luas areal tanam itu menghasilkan 1.045.587 ton cabai merah besar. Artinya, produktivitas cabai merah besar rata-rata 8,47 ton/ha. Produktivitas cabai itu masih sangat rendah jika dibandingkan dengan potensi hasilnya yang dapat mencapai 22 ton/ha.
Untuk meningkatkan produktivitas cabai, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Kementerian Pertanian, melakukan inovasi dengan melahirkan varietas cabai merah baru, yaitu Carvi Agrihorti. Menurut Dr. Dra. Ifa Manzila, M.Si., peneliti Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian (BB Biogen) yang merakit Carvi Agrihorti, calon varietas unggul baru itu tahan terhadap serangan virus belang cabai (ChiVMV) dan adaptif di dataran tinggi.
Yang istimewa, potensi hasil cabai dengan tinggi tanaman 78 cm itu mencapai 22—23 ton/ha. Carvi siap panen pada umur 95 hari setelah tanam. Keunggulan lain, rasanya lebih pedas karena berkadar capsaisin 2,6 mg/g. Kepala BB Biogen, Dr. Ir. Mastur, M.Si., pada acara yang bertema Inovasi Bioteknologi Unggulan Balitbangtan Kementerian Pertanian Siap Dukung Swasembada Komoditas Prioritas di Bogor, 28 November 2017, menuturkan, tanaman cabai Carvi Agrihorti akan segera dilepas Kementerian Pertanian sebagai varietas unggul baru. (Imam Wiguna)