Trubus.id— Pemanfaatan batubara muda sebagai pupuk sebuah keniscayaan. Petani yang memanfaatkanya pun untung ganda, yakni kualitas tanah meningkat sekaligus produksi tanaman pun terdongkrak berkat pupuk batu bara.
Beruntungnya pasokan pun mencukupi. Pasalnya, Indonesia memiliki sumber tambang batubara terbesar di dunia. Cadangannya mencapai 36,3 miliar ton. Namun, 50—85% atau sekitar 20 miliar ton berkualitas rendah atau batubara muda bernilai nilai kalori pembakarannya yang rendah.
Namun, kadar sulfur dan air batubara muda tergolong tinggi. Oleh karena itu, batubara muda tidak ekonomis sebagai bahan bakar. Ketika dibakar, banyak energi yang terbuang untuk menguapkan air, sedangkan nilai kalori yang diperoleh relatif rendah.
Selain itu, kandungan sulfur yang tinggi akan menjadi gas pencemar sehingga perlu biaya tambahan untuk mengurangi emisi gas sulfur. Namun, batubara muda mengandung kadar karbon yang tinggi, yakni 69%, hidrogen 5,5%, oksigen 25%, nitrogen 0,5%, difosfor pentaoksida (0,04%), dan kalium oksida (36%).
Penggunaan batubara muda mampu meningkatkan kandungan unsur hara makro seperti nitrogen, fosfor, kalsium, dan kalium. Batu bara yang dapat mendongkrak produksi tanaman yakni batu bara plus.
Embel-embel plus karena ada tambahan unsur lain pada pupuk batubara. Bahan pupuk batubara plus adalah asam humat dari batubara muda, batubara kalori rendah, atau batubara kotor hasil sortiran.
Campuran lain yakni limbah ternak yaitu tepung darah, tepung tulang, urine sapi hasil fermentasi selama 20 hari, sekam padi sebagai bahan penambah unsur hara. Bahan-bahan itulah yang menjadi formulasi pupuk batubara plus.
Formula untuk Pupuk Batu Bara
Bahan baku berupa asam humat batubara muda, zeolit, dolomit, tepung tulang, tepung darah,batuan fosfat alam, urine sapi, dan air kelapa.
Pembuatan Asam Humat Batubara
- Siapkan 50 kg batubara dan 1 liter NaOH, rendam dalam 100 liter air, aduk selama 30 menit kemudian didiamkan selama 24 jam. Tujuannya untuk melepaskan/memisahkan asam humat dan humin. Biarkan kembali selama 24 jam agar asam humat bisa mengendap di bawah.
- Peras untuk mengambil cairan asam humat dan buang ampas batubara, bisa juga digunakan untuk membuat briket batubara.
- Setelah memperoleh cairan asam humat, lalu tambahkan 1 liter bahan kimia asam klorida untuk mengambil ekstrak di dalam endapan. Biarkan kembali selama 24 jam.
- Setelah itu saring menggunakan kain, lalu hasil perasan dijemur sampai kering. Setelah kering, haluskan asam humat agar mudah dalam pencampuran dengan bahan lain.
Pembuatan Tepung Darah
- Masukkan 40 liter darah sapi dan garam ke dalam penggorengan.
- Panaskan campuran bahan itu, aduk terus sampai membentuk gumpalan padat dan kering.
- Angkat dan jemur sampai kering.
- Tumbuk hingga halus, tepung darah siap digunakan.
Pembuatan Tepung Tulang
- Bakar 20 kg tulang sapi di atas api sampai berbentuk seperti arang.
- Dinginkan terlebih dahulu kemudian tumbuk hingga halus, sampai tepung tulang siap digunakan.
Pupuk Batubara Plus
- Campurkan bahan–bahan secara manual, yakni asam humat, zeolit, tepung tulang, tepung darah, fosfat alam, dan urine sapi.
- Tambahkan air kelapa sesuai perlakuan sampai bahan tercampur merata.
- Bentuk granul dengan cara manual yakni dengan mengayak.
- Masukkan butiran yang terbentuk dalam oven bersuhu 40oC dan sebagian dijemur di bawah sinar matahari.
- Masukkan pupuk kering ke dalam kantong plastik.