Trubus.id— Penjodohan murai batu menjadi tahapan penting untuk menghasilkan anakan berkualitas. Hanya murai batu siap kawin yang mau berjodoh. Umur ideal murai batu siap kawin setelah berumur 2 tahun.
Ciri jantan dan betina siap kawin sama. Seluruh bulu terlihat mulus dan rapi. Ia juga mau berinteraksi bila melihat lawan jenis. Sebaliknya, murai batu yang akan mabung dan sedang mabung tidak bisa dijodohkan. Mereka stres. Perilakunya galak, selalu menyerang burung lain, termasuk lawan jenisnya.
Jangan langsung menyatukan jantan dan betina. Sifat ganasnya tetap melekat. Caranya sangkar soliter yang dihuni jantan ditempelkan dengan sangkar betina. Keduanya cocok bila masing-masing berkicau.
Seperti berlaga di arena kontes. Biarkan keduanya “berkenalan” selama 15 menit. Bila mereka terus berkicau dan tak ada tanda-tanda si jantan akan menyerang, keduanya berjodoh. Calon “pengantin” baru itu dimasukkan ke kandang penangkaran untuk disatukan.
Sebaiknya penjodohan sore pukul 15.00—18.00, seperti yang terjadi di alam. Dengan demikian mereka yang berjodoh bisa langsung kawin. Setelah disatukan biasanya pasangan itu berhenti berkicau dan saling mendekat.
Menjelang malam keduanya mandi di tempat yang telah disediakan. Setelah itu mereka langsung kawin secara alami. Tak perlu dibantu manusia karena mereka telah berjodoh. Bahkan, terkadang pasangan itu kawin sambil mandi.
Selama masa kawin sampai menjaga piyik, murai batu rentan terhadap angin. Bisa stres, lalu sakit. Untuk mencegahnya, pasang selembar kardus di depan sangkar sebagai penghalang. Kardus itu cukup diselipkan dengan kawat agar bisa dibuka tutup.
