Trubus.id—Sumatra Utara merupakan salah satu provinsi yang potensial dalam pengembangan tanaman obat di Indonesia.
Warga asal Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan, Provinsi Sumatra Utara, Niswah melihat potensi itu. Ia mengolah aneka jamu dari tanaman herba seperti jahe, kunyit, kencur, dan temulawak.
Setiap pekan, Niswah bersama Kelompok Tani Karunia memproduksi 500 kg bahan baku yang berasal dari petani dan pedagang lokal. Ia menyortir, mencuci, dan mengeringkan semua bahan itu.
Ia mengolah semua bahan menjadi 7 ramuan seperti jamu induk kunyit jahe merah, kunyit asam, dan jamu bersalin. Pemasaran ke berbagai daerah seperti Pasar Induk Lau Cih di Medan.
“Produk jamu bersalin Dapoer Niswah bahkan sudah dikonsumsi di Rumah Sakit Bersalin Marelan Medan,” tutur Niswah.
Jamu Dapoer Niswah tidak menggunakan zat pengawet sehingga hanya tahan 2 hari pada suhu ruang. Produk itu tanpa gula, melainkan menggunakan madu murni atau gula aren sebagai pemanis.
Para pelancong pun antusias mencicipi jamu Niswah termasuk koki terkenal, Arnold Poernomo, pernah mencicipi khasiat jamu itu.
Selain dalam negeri, setahun sekali Niswah juga memasarkan jamu itu ke pasar mancanegara. Sasaran pasar yakni warga negara Indonesia (WNI). Dalam sekali kirim mencapai 200 botol per tahun.
Direktorat Jenderal Hortikultura melalui Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura, mengalokasikan bantuan sarana dan prasarana pascapanen (bangsal) serta sarana pengolahan kepada Kelompok Tani Karunia melalui Dana Tugas Pembantuan (TP) di Provinsi Sumatra Utara pada 2023.
Bantuan itu berupa motor roda tiga, keranjang panen, bak pencuci, meja peniris, meja pengemas, mesin pemarut serbaguna, mesin peras multiguna, mesin penggorengan, dan continuous sealer.
Direktur Jenderal Hortikultura, Dr. Ir. Prihasto Setyanto, M.Sc., menuturkan bahwa Direktorat Jenderal Hortikultura mendorong penumbuhan dan pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) hortikultura guna meningkatkan nilai tambah produk hortikultura baik segar maupun olahan.
Senada dengan hal itu, Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura, Ir. Bambang Sugiharto, M.Eng.Sc., menyampaikan bahwa dengan adanya bantuan sarana dan prasarana pascapanen serta sarana pengolahan diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk hortikultura, khususnya tanaman obat di Kota Medan.