
untuk hipertensi, asam urat, rematik, batu ginjal, dan kaku otot.
Karena bilimbi asam urat tinggi normal kembali.
Yayuk Ambarwulan di Bintaro, Tangerang Selatan, Provinsi Banten, tak menduga keluhan pegal dan kaku di tubuh yang kerap ia rasakan isyarat asam urat tubuh melambung. “Saya berpikir cuma kecapaian karena aktivitas yang padat,” ujarnya. Pada 2007, saat menghadiri sebuah acara seminar kesehatan ia mengikuti tes asam urat.
Hasil pengecekan itu sungguh di luar dugaan. “Asam urat saya tinggi, mencapai 9,6 mg/dl,” katanya. Padahal, selama ini Yayuk tak pernah terdeteksi mengidap asam urat. Dari literatur yang di baca, Yayuk mafhum asam urat normal pada wanita berkisar 2,6—6 mg/dl.
Melinjo pemicu
Kadar asam urat tinggi itu boleh jadi “buah” dari kegemaran Yayuk mengonsumsi kacang-kacangan. Sedari muda perempuan 49 tahun itu suka makan kacang tanah dan almon. Bahkan sepekan sebelum kadar asam urat melambung Yayuk mengonsumsi 1 kg emping melinjo saat kumpul bersama rekan-rekan.
Menurut dr Danarto SpB SpU, dari Pusat Pelayanan Urologi Rumahsakit An-Nur Yogyakarta, konsumsi melinjo memang memicu asam urat tinggi. “Melinjo mengandung purin tinggi sehingga memicu asam urat naik,” ujarnya. Asam urat merupakan hasil akhir dari matabolisme purin. Penumpukan asam urat di jaringan lunak dalam tubuh, misalnya menyebabkan radang sendi di tumit, pergelangan tangan, siku, dan lutut.
Menurut herbalis di Kotamadya Tangerang Selatan, Provinsi Banten, Lukas Tersono Adi, tubuh pada dasarnya membutuhkan asam urat untuk membantu menyeimbangkan metabolisme tubuh. “Tapi kebutuhannya sedikit,” ujar alumnus Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah itu. Danarto menjelaskan, untuk mengurangi kadar asam urat biasanya penderita mengonsumsi obat golongan allupurinol. Di tubuh, allupurinol akan berubah menjadi enzim penghambat oksidase yang menurunkan produksi asam urat.

Resep nenek
Yayuk enggan mengonsumsi obat dokter. Ia memilih mencoba resep turun-temurun yang diperoleh dari sang nenek. Resep itu terdiri atas daun belimbing wuluh, rimpang kunyit, batang serai, lengkuas, dan lada. Yayuk mendapat daun belimbing wuluh dari pohon yang tumbuh di depan rumah. Ia memetik 2 tangkai daun belimbing wuluh Averrhoa bilimbi. Kemudian, menyiapkan rimpang kunyit Curcuma domestica seukuran dua ruas ibu jari, 10 cm batang serai Cymbopogon nardus, 1 cm rimpang lengkuas Alpinia galanga, dan 7—13 buah lada Piper nigrum.
Yayuk merebus beragam herbal itu dalam 5 gelas air dan menyisakan 3 gelas. Untuk menambah citarasa, ia membubuhi sedikit gula aren ke dalam ramuan. Ramuan itu diminum sehari 2 kali. Hanya dalam semalam efek ramuan itu sudah terasa di badan. “Keesokan harinya kaku dan pegal di tubuh hilang,” tuturnya. Pada hari ke-4, Yayuk mengurangi konsumsi menjadi sehari sekali. Dua pekan pascakonsumsi asam uratnya turun menjadi 7,6 mg/dl dan mencapai angka normal tiga pekan berikutnya.
Kemampuan daun belimbing wuluh dalam mengatasi asam urat itu sejalan dengan riset Yudhi Kresnanugraha di Fakultas Farmasi, Universitas Indonesia pada 2012. Periset itu melakukan uji in vitro daun belimbing wuluh terhadap aktivitas xantin oksidase (enzim pemicu terbentuknya asam urat, red). Metodenya, mengukur jumlah asam urat yang terbentuk dari reaksi yang dikatalisis oleh xantin oksidase. Pengukurannya menggunakan spektrofotometri.
Kesimpulan penelitian itu adalah daun belimbing wuluh mempunyai daya hambat aktivitas xantin oksidase. Dari hasil pengukuran itu fraksi n-butanol memiliki IC50 terendah, yakni 0,06 µg/ml. Semakin rendah angka IC50 maka semakin efektif menghambat pembentukan asam urat. Fraksi n-butanol memiliki aktivitas penghambat pembentukan asam urat karena memiliki senyawa glikosida, tanin, dan flavonoid.

Bagi kalangan herbalis, daun belimbing wuluh bukanlah herbal baru. Lukas Tersono Adi menggunakan daun belimbing wuluh untuk mengatasi tekanan darah tinggi alias hipertensi, asam urat, rematik, batu ginjal, dan kaku otot. “Daun belimbing wuluh bersifat diuretik,” jelasnya. Herbalis di Yogyakarta, Lina Mardiana, memanfaatkan daun selimeng—sebutan belimbing wuluh di Aceh—untuk membantu mengatasi hipertensi dan pembengkakan akibat gigitan serangga. Bagi Yayuk Ambarwulan daun belimbing wuluh pembebas dari asam urat tinggi. (Desi Sayyidati Rahimah/Peliput: Andari Titisari dan Bondan Setyawan)