Trubus — Gedung Teraskita milik Waskita Karya Realty berdiri kokoh dengan prinsip bangunan ramah lingkungan. Pengelola gedung di atas lahan 3.000 m2 itu Dafam. Assistant Chief Engineering Teraskita-Dafam, Joko Santoso mengatakan, ”Gedung ini menerapkan beberapa program inspiring care seperti daur ulang air agar bisa digunakan kembali.” Pengelola mengolah kembali air dari wastafel, sisa mandi, dan wudu dengan sistem aerasi.
Air hasil aerasi bermanfaat untuk menyiram peturasan dan tanaman. Teraskita rutin menguji laboratorium setiap bulan untuk menjaga kualitas air daur ulang tetap sesuai baku mutu (lihat tabel: Tetap Bermutu). Teraskita juga tidak menyia-nyiakan air hujan. Gedung di Jalan Letjen M.T. Haryono, Jakarta Timur, itu membuat 15 sumur resapan dengan total kapasitas 150 m3.
Ada pula tangki penampungan air hujan berkapasitas 55 m3 di bagian belakang hotel dan tertanam di bawah tanah. “Air hujan dari atap dialirkan ke basement 3 lalu dipompa ke dalam tangki penampungan,” kata Joko.
Teraskita mengolah air hujan dengan penyaring pasir dan ultraviolet. Air hasil filter dialirkan ke dalam tangki air bersih untuk keperluan mandi dan wudu. Joko mengatakan, Teraskita menghemat air 30%. Selain itu penggunaan lampu LED juga menghemat 80% biaya operasional. Teraskita juga menanam beberapa jenis tanaman hortikultura di atap gedung.
Pengelola gedung menerapkan sistem hidroponik. Jenisnya antara lain pakcoi, melon, dan mentimun suri. Pantas gedung yang beroperasi sejak 2016 itu memperoleh sertifikat green building pada 2017. (Sinta Herian Pawestri/Peliput: Hanna Tri Puspa Borneo Hutagaol)
Keterangan
1. BOD: jumlah oksigen terlarut yang diperlukan oleh mikroorganisme (bakteri) untuk mengurai atau mendekomposisi bahan organik dalam kondisi aerobik.
2. COD : jumlah oksigen yang diperlukan untuk mengurai seluruh bahan organik yang terkandung dalam air
3. TSS: residu dari padatan total yang tertahan oleh saringan dengan ukuran partikel maksimal 2μm atau lebih besar dari ukuran partikel koloid.
