Wednesday, January 22, 2025

Demi Menjaga Sumber Air, Warga Desa Nanggerang Rutin Tanam Pohon

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.id — Masyarakat di Desa Nanggerang, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, kompak menjaga lingkungan di daerahnya dengan menanam pohon. Tujuannya, untuk memelihara sumber air di daerah mereka.

Desa Nanggerang yang terletak di kaki Gunung Pangrango mempunyai luas 716,58 hektare. Namun, desa tersebut tergolong daerah sulit air. Penduduk desa bergotong-royong membendung aliran air di Curug Cipadaranteun yang merupakan hulu Sungai Cisadane pada 2010.

Curug Cipadaranteun berketinggian 50 meter di kaki bukit Gunung Gede Pangrango. Bendungan di Curug Cipadaranteun berupa susunan batu bronjongan selebar 10 meter dengan tinggi 2,5 meter sehingga menjadi kolam intake alias kolam pengambilan air.

Dari curug itulah air mengalir dengan debit 5,4 liter per detik yang mengairi 1.227 titik pengguna berupa rumah tangga dan fasilitas publik. Kini debit semakin besar menjadi 8 liter per detik. 

Pengguna membayar Rp500 per kubik untuk operasional pemeliharaan. Rata-rata setiap rumah tangga hanya membayar Rp7.000 per bulan dengan rincian 10.000 liter air seharga Rp5.000 per bulan ditambah beban Rp2.000. Itu jauh lebih murah daripada masyarakat perkotaan yang harus membayar air Rp200.000–Rp300.000 per rumah.

Agung Gunawan, Kepala Resort Bodogol, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), mengatakan, pemerintah dalam hal ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui TNGGP mengizinkan pemanfaatan air nonkomersial kepada masyarakat Desa Nanggerang.

Masyarakat Desa Nanggerang boleh menggunakan air dengan debit 8 liter per detik dari debit air Sungai Cipadaranteun sebesar 1.211 liter per detik. Syaratnya, masyarakat penerima manfaat wajib menjaga ketersediaan air.

“Masyarakat harus memelihara sumber air, menanam pohon di dalam kawasan dan di luar kawasan yang menjadi penyangga, serta ikut menyosialisasikan kelestarian kawasan ke masyarakat termasuk membantu patroli,” kata Agung.

Saat ini total populasi pohon yang telah ditanam di dalam dan di luar kawasan taman nasional berkisar 10.000–15.000 tanaman. Jenis tanaman di dalam kawasan berupa rasamala Altingia excelsa dan kisireum Syzygium lineatum yang menjadi tanaman konservasi. Sementara itu, di luar kawasan, tanaman kayu seperti sengon, jabon, dan buah-buahan.

“Kami rutin bergotong royong menanam untuk mempertahankan sumber air tetap berlimpah,” kata Unang Suwandi, Kepala Desa Nanggerang.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Hidroponik Skala Hobi Hingga Bisnis

Trubus.id–Inovasi budi daya sayuran hidroponik terus berkembang mulai dari skala hobi hingga bisnis. Dominique Alexandra mengembangkan kombinasi teknologi indoor...
- Advertisement -

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img